Helicobacter pylori adalah bakteri yang secara alamiah hidup dalam saluran cerna. Bakteri ini biasanya tidak berbahaya. Akan tetapi jika jumlahnya berlebihan, H. pylori bisa menyerang dan menginfeksi lapisan perut.
2. Gangguan autoimun
Penyakit autoimun merupakan kondisi ketika sistem kekebalan tubuh justru berbalik menyerang organ dan jaringan tubuh yang sehat.

Pada orang dengan gangguan autoimun, sistem kekebalan tubuhnya keliru menyerang sel-sel sehat dalam lambung. Lama-kelamaan, hal ini dapat mengubah struktur dan mengurangi jumlah lendir pelindung dinding lambung sehingga memicu peradangan.
3. Kebocoran cairan empedu
Empedu dan campuran makanan dalam duodenum akan masuk ke usus kecil melalui katup pilorus. Katup pilorus biasanya hanya terbuka sedikit untuk menyalurkan cairan empedu.
Bila katup pilorus tidak bisa menutup dengan rapat, cairan empedu bisa bocor dan mengalir menuju lambung sehingga menyebabkan peradangan. Hal ini terjadi karena cairan empedu memang tidak dirancang untuk bisa “diterima” di dalam organ lambung.
4. Stres berkepanjangan
Penelitian yang ditulis dalam buku berjudul Stress-Induced Gastritis pada 2019, stres berat bisa menjadi penyebab radang lambung. Ini karena saat Anda stres, otak akan meningkatkan produksi sejumlah enzim seperti histamin dan gastrin
Baca Juga: 5 Dampak Buruk Terlalu Sering Mengonsumsi Makanan Pedas