Benarkah Porsi Santapan Menjadi Faktor Pemicu Kantuk setelah Makan? Ini Kata Peneliti

Senin, 22 November 2021 | 18:55 WIB
Benarkah Porsi Santapan Menjadi Faktor Pemicu Kantuk setelah Makan? Ini Kata Peneliti
Ilustrasi mengantuk setelah makan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Salah satu kebiasaan yang selalu dialami banyak orang adalah mengantuk setelah makan. Tapi faktanya, hal ini tidak hanya dialami manusia saja, hewan juga bisa mengalaminya.

Para peneliti menyebut fenomena ini sebagai 'kantuk postprandial', atau food coma.

Menurut Time, beberapa ahli berhipotesis bahwa kita semua memiliki 'sinyal kewaspadaan' bawaan yang membuat mereka tetap terjaga dan waspada saat lapar.

Sinyal-sinyal ini membantu kita menemukan dan memeroleh makanan. Oleh karenanya, begitu kita makan banyak, sinyal kewaspadaan ini menghilang dan digantikan oleh perasaan lelah, atau dalam kondisi ini mengantuk.

Baca Juga: Gegara Hobi Makan Pedas, Nikita Mirzani Pernah Alami Kondisi Kehilangan Kesadaran

Sementara ilmuwan yang lain berteori bahwa perubahan sirkulasi darah setelah makan lah yang menjadi penyebab mengantuk setelah makan.

Ilustrasi mengantuk. (pexels.com/George Milton)
Ilustrasi mengantuk setelah makan. (pexels.com/George Milton)

"Aliran darah ke usus kecil meningkat secara dramatis setelah seseorang makan dan saat darah dipompa ke usus untuk memicu pencernaan, penurunan aliran darah ke orak dapat memicu perasaan mengantuk," jelas profesor ilmu kesehatan di Universitas Kyorin Jepang, Tomonori Kishino.

Namun, beberapa penelitian sebelumnya tidak mendukung hipotesis tersebut, aliran darah ke otak setelah makan tidak berubah.

Tetapi beberapa penelitian Kishino menemukan bahwa orang yang melewatkan sarapan mengalami penurunan drastis aliran darah setelah mereka makan siang.

"Melewatkan sarapan dapat 'menempatkan beban berat' pada tubuh setelah makan siang dengan menyebabkan perubahan yang lebih besar dalam (aliran darah)," kata Kishino. Hal itu dapat menyebabkan kantuk.

Baca Juga: Disuruh Makan Ketoprak, Jawaban Juara WSBK Toprak Razgatlioglu Cukup Mengejutkan

Sementara para ilmuwan masih mencari tahu penyebab persis mengapa food coma terjadi, mereka sudah mulai memahami beberapa faktor risikonya, salah satunya makan dalam jumlah besar.

Penelitian pada lalat buah menunjukkan bahwa ukuran makan adalah pendorong kuat kantuk setelah makan. Begitu juga makanan yang sarat garam atau protein.

Alasannya? Peneliti mengatakan karena tidur membantu pencernaan.

Dalam salah satu penelitian oleh profesor ilmu saraf di Scripps Research Institute Florida, William Ja, terhadap lalat buah, menemukan tidur mengubah cara lalat menyerap makronutrien tertentu, termasuk protein.

"Ini akan mendukung gagasan bahwa kantuk setelah makan memengaruhi penyerapan nutrisi usus," ujar Ja.

Tetapi, Ja mengatakan bahwa temuannya jangan buru-buru ditafsirkan untuk manusia juga.

"Kami dapat melihat [efek yang diamati] karena kami menggunakan ratusan lalat dan ribuan makanan. Tetapi angka-angka ini jelas jauh lebih sulit ditiru pada manusia," tambah Ja.

Sebuah studi pada 2018 menemukan bahwa makanan tinggi lemak dan karbohidrat dapat menyebabkan kantuk dan peningkatan beberapa penanda peradangan, terutama di kalangan orang dewasa penderita obesitas.

Namun, masih banyak ketidakpastian dan kontradiksi mengenai makanan tertentu dan pengaruhnya terhadap kelelahan atau kantuk pasca makan.

Ja menyarankan makan dalam porsi kecil apabila ingin menghindari food coma. Taktik ini kemungkinan sangat efektif saat makan siang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI