Suara.com - Kebanyakan orang mungkin beranggapan bahwa buang air kecil di malam hari adalah kebiasaan yang wajar. Tapi, NHS memperingatkan bahwa kebiasaan buang air kecil di malam hari atau nocturnia bisa menjadi gejala kanker prostat yang agresif.
Kebiasaan buang air kecil di malam hari bisa disebabkan oleh tumor yang tumbuh dan mendorong uretra. Cleveland Clinic memperingatkan kondisi ini juga merupakan efek samping dari radiasi yang digunakan untuk mengobati kanker prostat.
Pada tahap awal, kanker prostat biasanya tidak menimbulkan gejala apapun. Gejala akan mulai muncul ketika kanker sudah tumbuh cukup besar hingga menekan tabung yang membawa urine dari kandung kemih.
"Gejala kanker prostat bisa berupa keinginan buang air kecil yang lebih sering di malam hari," kata NHS dikutip dari The Sun.
Baca Juga: Batuk Nomal vs Virus Corona Covid-19, Begini Cara Membedakannya!
Prostat merupakan kelenjar kecil seukuran buah kenari yang hanya dimiliki pria. Prostat ini berada di sekitar uretra, tabung yang digunakan untuk buang air kecil atau antara penis dan kandung kemih.
Titik utama dari prostat adalah menghasilkan cairan yang bercampur dengan sperma untuk membuat air mani, yang sangat penting untuk reproduksi.
Tapi, kanker prostat bisa menyerang semua organ dalam tubuh ketika sel-sel di kelenjar mulai tumbuh tak terkendali. Satu dari delapan pria Inggris pernah didiagnosis kanker prostat.
Banyak orang bisa bertahan cukup lama dan tidak mengalami terlalu banyak gejala kanker prostat yang buruk. Tapi, penyakit ini tetap berisiko mematikan ketika kanker mulai menyebar.
Sebuah survei oleh NHS mengungkapkan bahwa pria di atas usia 45 tahun paling berisiko menderita kanker prostat. Bahkan, pria kulit hitam Afrika dan Karibia pun memiliki risiko kanker prostat yang lebih tinggi.
Baca Juga: Ahli Virologi Ini Yakin Virus Corona Berasal dari Seorang Pedagang di Pasar Basah Wuhan
Karena itu, Rebecca Porta, kepala eksekutif Orchid mengatakan pria sangat perlu mewaspadai kondisi kesehatannya. Sehingga mereka bisa terdiagnosis dan mendapatkan bantuan medis lebih cepat ketika menderita kanker prostat.
"Jika kita bisa mengatasi ini dari kedua sisi, yakni mengajak pria lebih waspadai kesehatan dan mendorong dokter untuk memberikan edukasi mengenai risiko kanker prostat, maka kita bisa menekan kasus kanker prostat," kata Rebecca Porta.