Suara.com - Peneliti Harvard TH Chan School of Public Health mengatakan varian virus corona yang memiliki ciri-ciri mirip varian Delta akan memperparah pandemi dengan lebih banyak infeksi dan infeksi terobosan atau reinfeksi.
SARS-CoV-2 varian Delta memiliki ciri-ciri penularan yang lebih baik dan mampu menginfeksi orang yang pernah terinfeksi atau vaksinasi.
Penelitian mereka yang menggunakan pemodelan matematika terbit secara online di jurnal Cell pada Jumat (19/11/2021).
Menurutnya, penelitian ini dapat membantu para peneliti lain dan pakar kesehatan masyarakat menafsirkan pentingnya waspada terhadap varian baru dan yang sudah ada. Serta merancang pencegahan berdasarkan karakteristik varian.
Baca Juga: Perusahaan Ini Klaim Antibodi Monoklonal Dapat Bertahan pada Semua Jenis Virus Corona
"Sejauh ini, bukti lolosnya virus dari sistem kekebalan tubuh telah menjadi tanda bahaya," jelas penulis studi Mary Bushman, dilansir Medical Xpress.
Ia melanjutkan, "Temuan kami mengatakan itu mungkin lebih dari sebuah bendera kuning. Ketika dikombinasikan dengan transmisibilitas yang ditingkatkan, maka itu bisa menjadi masalah yang sangat besar."
Untuk memahami efek dari faktor-faktor tertentu terhadap pandemi, Bushman menciptakan model yang menyimulasikan bagaimana pandemi yang dipicu oleh varian hipotetis akan memengaruhi populasi, menggunakan berbagai kombinasi masker dengan jarak fisik, dan vaksinasi.
Menurut model tersebut, vaksinasi juga diprediksi sangat bermanfaat dalam kasus varian mirip Delta. Sebab, vaksinasi akan mencegah lebih banyak kasus, serta kasus kematian.
"Sangat penting bagi orang untuk menyadari munculnya varian seperti Delta membuat vaksinasi tingkat tinggi menjadi semakin penting," kata rekan penulis Bill Hanage.
Baca Juga: Gelombang Ketiga Virus Corona Ancam Indonesia, Ini Antisipasi yang Dilakukan Kemenkes
Menurutnya, vaksinasi membuat orang-orang menghadapi varian baru dengan persiapan terbaik.