Suara.com - Sebanyak 37 ilmuwan terkemuka di dunia yang bergabung dalam komisi multidisiplin mengidentifikasi diet atau pola makan tidak sehat memiliki risiko kesehatan yang lebih besar daripada seks tidak aman, alkohol, pengunaan narkoba serta tembakau.
Namun, banyak orang yang sulit melepaskan diri dari makanan ultra-proses, seperti permen, es krim, mi instan, cokelat kemasan, nugget hingga sosis.
Ternyata, penyebabnya adalah makanan ultra proses mampu membuat ketagihan.
"Hal-hal seperti kehilangan kendali atas konsumsi, keinginan kuat dan ketidakmampuan untuk menguranginya meski tahu ada konsekuensi buruk," jelas psikolog klinis Ashley Gearhardt kepada The Conversation.
Baca Juga: Cara Memilih Makanan Manis Tanpa Takut Gula Darah Naik
Makanan ultra proses yang mengandung kadar lemak artifisial, atau lemak buatan, yang tinggi dan karbohidrat olahan, seperti gula dan tepung putih adalah makanan yang membuat ketagihan.
Misalnya, cokelat, es krim, kentang goreng, pizza, dan kue kering merupakan beberapa makanan yang membuat ketagihan.
Ketagihan makanan ultra proses sama seperti kecanduan tembakau
"Makanan ultra proses memenuhi semua kriteria yang sama, yang digunakan untuk menyebut tembakau sebagai zat adiktif," jelas Gearhardt, yang juga seorang Associate Professor of Psychology di Universitas Michigan.
Tembakau dan makanan ultra proses mengubah suasana hati dengan cara yang sama, yakni meningkatkan perasaan menyenangkan dan mengurangi perasaan negatif.
Baca Juga: Kenali 4 Mitos Diabetes, Benarkah Penderita Tidak Boleh Konsumsi Makanan Manis?
Kadar karbohidrat olahan dan lemak buatan yang tinggi dalam makanan ultra proses juga mengaktifkan sistem reward di otak.
Tidak hanya itu, sebuah riset pada tikus membuktikan bahwa rasa manis lebih bikin ketagihan daripada obat-obatan yang sangat adiktif, seperti kokain.
Tingkat kegagalan yang tinggi dalam diet memperjelas bahwa makanan ultra proses dapat memicu dorongan yang kuat, seringkali tak tertahankan meski ada keinginan untuk berhenti.
Sebaliknya, makanan bergizi seperti buah-buahan, sayuran, dan kacang, tidak memenuhi kriteria kecanduan yang ada.