Obat Molnupiravir dan Paxlovid Jadi Pengobatan Penting Bagi Penderita Covid-19 di Rumah

Cesar Uji Tawakal | Rosiana Chozanah
Obat Molnupiravir dan Paxlovid Jadi Pengobatan Penting Bagi Penderita Covid-19 di Rumah
Ilustrasi Obat. (istockphoto.com)

Molnupiravir dan Paxlovid merupakan obat oral yang dapat dikonsumsi di rumah untuk mencegah komplikasi Covid-19.

Suara.com - Para ilmuwan sudah mengembangkan dua obat antivirus yang diyakini efektif menyembuhkan Covid-19, yakni molnupiravir dari Merck dan Ridgeback Therapeutics, serta paxlovid dari Pfizer.

Jika disahkan dalam beberapa minggu mendatang, obat-obatan ini bisa menjadi pilihan pengobatan baru yang penting bagi penderita Covid-19, terutama yang beriskiko tinggi terkena infeksi.

The Conversation melaporkan bahwa hingga saat ini pengobatan Covid-19 di rumah sakit mengandalkan terapi antibodi monoklonal.

Namun, terapi antibodi ini hanya bekerja dengan menghalangi virus memasuki sel. Selain itu, obat juga harus diberikan dalam pengaturan yang dipantau oleh dokter.

Baca Juga: Pasar Saham Indonesia Terjun Hebat, Lebih Parah dari IHSG Era Pandemi COVID-19?

Sayangnya, banyak pasien yang seharusnya bisa sembuh dengan antibodi monoklonal tidak memiliki akses karena fasilitas kesehatan terdekat tidak memilikinya.

Sementara itu, molnupiravir dan Paxlovid merupakan obat oral yang dapat dikonsumsi di rumah untuk mencegah komplikasi Covid-19.

Ilustrasi obat dan apotek. (Dok: Istimewa)
Ilustrasi obat dan apotek. (Dok: Istimewa)

Molnupiravir mengurangi risiko rawat inap atau kematian hingga 50% pada pasien dewasa yang mengalami gejala Covid-19 ringan hingga sedang.

Paxlovid juga mengurangi risiko tersebut hingga 89% untuk orang yang mengonsumsinya pada hari ketiga setelah terifeksi. Angkanya menurun hingga 85% pada orang yang sudah terinfeksi dalam lima hari.

Hal terpenting adalah tidak ada pasien meninggal setelah mengonsumsi kedua obat antivirus tersebut dalam penelitian.

Baca Juga: Trump Sempat Telepon Presiden China Soal Asal-Usul COVID, Ini Kata Mantan Kepala CDC!

Kemungkinan, kedua obat tidak membantu pasien untuk pulih lebih cepat pada pasien Covid-19 yang sudah dirawat di rumah sakit. Sebab, sebagian besar pasien yang dirawat sudah mengalami peradangan parah, bukan karena virus masih bereplikasi di dalam tubuh mereka. Sementara kedua obat itu bekerja dengan menahan virus bereplikasi.