WHO: Jumlah Perokok Menurun Hingga 25 Juta dalam 6 Tahun Terakhir

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Jum'at, 19 November 2021 | 21:14 WIB
WHO: Jumlah Perokok Menurun Hingga 25 Juta dalam 6 Tahun Terakhir
Tanda dilarang merokok. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Program pengendalian tembakau yang dicanangkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mulai membuahkan hasil. Berdasarkan laporan terbaru, WHO menyebut ada pengurangan jumlah perokok di dunia saat ini, dibandingkan dengan tahun 2015.

Melansir Anadolu Agency, laporan WHO menyebut jumlah perokok berkurang hingga 25 juta, meski populasi dunia terus bertambah. Ini merupakan kabar, sebab merokok merupakan faktor risiko terbesar sejumlah penyakit tidak menular seperti kanker, hipertensi, dan stroke.

"Sangat membanggakan melihat populasi perokok menurun terus setiap tahun, dengan lebih banyak negara yang mencapai target global pengendalian tembakau," tutur Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.

WHO melaporkan saat ini, ada 1,3 miliar perokok di dunia. Targetnya, populasi perokok akan terus berkurang mencapai 1,27 miliar pada tahun 2025.

Baca Juga: WHO: Pengguna Tembakau di Dunia Menurun

Ilustrasi berhenti merokok. (Shutterstock)
Ilustrasi berhenti merokok. (Shutterstock)

Tedros melaporkan ada 6 negara yang sudah melaporkan penurunan konsumsi rokok hingga 30 persen dari tahun 2010.

"Perjalanan masih panjang, perusahaan rokok masih akan terus berupaya mempertahankan bisnis yang mengambil keuntungan dari penderitaan orang lain. Kami mengajak negara-negara di dunia untuk terus memanfaatkan metode-metode yang tersedia untuk membantu perokok berhenti dan menyelamatkan nyawa mereka," tegas Tedros.

Di kesempatan yang sama, Ruediger Krech selaku Direktur Promosi Kesehatan WHo, mengatakan tren penurunan jumlah perokok diprediksi akan terus berlanjut.

Ini terlihat dari negara-negara di Afrika dan Asia Tenggara yang mengikuti program pengendalian tembakau global, menyusul negara-negara Amerika dan Eropa.

Pada tahun 2020, dilaporkan bahwa jumlah perokok perempuan juga mengalami penurunan, meski tidak sebanyak lelaki. Krech mengatakan penurunan populasi perokok perempuan di Eropa relatif lebih lambat daripada negara-negara lain.

Baca Juga: Hits: Alasan Nenek Gembira Melihat Cucu, Cakupan Vaksinasi Indonesia Lewati Target WHO

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI