Ilmuwan Jarang Mendiskusikan Kekurangan Berat Badan dengan Komplikasi Covid-19

Jum'at, 19 November 2021 | 16:14 WIB
Ilmuwan Jarang Mendiskusikan Kekurangan Berat Badan dengan Komplikasi Covid-19
Ilustrasi pria dengan berat badan rendah (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Obesitas merupakan salah satu faktor risiko komplikasi Covid-19. Inilah sebabnya orang yang memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) tinggi diberikan prioritas perawatan antibodi monoklonal.

Pusat Pengandalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mencatat bahwa penderita obesitas tiga kali lipat berisiko dirawat di rumah sakit akibat Covid-19, karena penyakit ini menghalangi fungsi kekebalan tubuh dan kapasitas paru-paru.

Faktanya, hampir sepertiga penderita Covid-19 yang dirawat di rumah sakit berkaitan dengan obesitas.

Namun, pakar kesehatan jarang mendiskusikan masalah kekurangan berat badan apakah juga akan berisiko mengalami komplikasi Covid-19.

Baca Juga: Berat Badan Turun Belum Tentu karena Olahraga Berlebihan, Begini Penjelasannya

Menurut Health Digest, kemungkinan sebagian penyebab dari masalah ini adalah bahwa kekurangan berat badan merupakan masalah yang relatif tidak umum.

Ilustrasi pasien Covid-19. [Istimewa]
Ilustrasi pasien Covid-19. [Istimewa]

Namun sebuah studi oleh CDC pada Maret lalu menunjukkan bahwa orang dengan berat badan rendah 20% lebih mungkin dirawat di rumah sakit ketika terinfeksi Covid-19 daripada orang yang sehat.

Peningkatan ini terlihat di antara pasien di bawah 65 tahun, yang memiliki risiko rawat inap sebanyak 41%.

CDC memperkirakan hubungan tersebut disebabkan oleh kondisi medis yang tidak terdeteksi, nutrisi yang tidak mencukupi, atau penurunan respons imun.

Studi lain yang terbit di The Lancet memperkuat temuan itu, dan menambahkan bahwa kelemahan bisa menjadi alasan lain penderita Covid-19 dengan berat badan rendah cenderung dirawat di rumah sakit.

Baca Juga: 5 Manfaat Gandum, Salah Satunya Dapat Mengurangi Berat Badan

Bahkan, penelitian lain yang dilakukan peneliti China menunjukkan pasien Covid-19 berisiko mengalami infeksi sekunder.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI