Segera Cek Urine Usai Didiagnosis Diabetes, Dokter Ungkap Alasannnya

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Kamis, 18 November 2021 | 11:00 WIB
Segera Cek Urine Usai Didiagnosis Diabetes, Dokter Ungkap Alasannnya
Ilustrasi tes urine (air seni). (sumber: Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bagi kamu yang didagnosis oleh dokter mengalami diabetes, sebaiknya segera cek urine. Hal itu penting untuk mencegah komplikasi di kemudian hari.

Seperti dikutip dari ANTARA, dokter spesialis penyakit dalam konsultan ginjal dan hipertensi dari Universitas Indonesia, dr. Tunggul D Situmorang, SpPD-KGH, FINASIM, Pemeriksaan urine penting untuk mengetahui mikroalbuminuria (kandungan albumin dalam urine) sejak dini. Hal itu untuk mencegah dan memperlambat progresivitas komplikasi penyakit.

"Pada tahap awal dengan memeriksa urine kita sudah bisa melihat apakah ginjal sudah terkena atau terpengaruh diabetes. Kini sudah ada pemeriksaan yang sangat dini atau fase belum ada gejala. Apakah urine berbusa dan sebagainya," katanya.

Petugas Novo Nordisk Indonesia mengecek kadar gula dalam darah warga dalam layanan gratis memperingati Hari Diabetes Sedunia di Stasiun KA Tanah Abang, Jakarta, Minggu (14/11/2021).  ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Petugas Novo Nordisk Indonesia mengecek kadar gula dalam darah warga dalam layanan gratis memperingati Hari Diabetes Sedunia di Stasiun KA Tanah Abang, Jakarta, Minggu (14/11/2021). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Pada fase awal atau protein dalam urine di bawah 300 mg, maka dengan pengobatan yang baik termasuk pengendalian gula darah, tekanan darah, maka bisa mencegah komplikasi terhadap ginjal misalnya gagal ginjal. Pemeriksaan serupa dianjurkan kembali dilakukan setiap 6 bulan.

Baca Juga: Usia Berapa Sebaiknya Anak Periksa Gula Darah?

Sementara bila protein yang ditemukan lebih tinggi dari angka tersebut dan urine berbusa maka artinya sudah progresif. Menurut Tunggul, tindakan medis yang bisa dilakukan hanya memperlambat progresivitas pada ginjal.

Pemeriksaan fungsi ginjal dimungkinkan di sini. Sebelum itu, ada pemeriksaan yang bisa dilakukan yakni Cystatin C.

"Kalau sudah terganggu fungsi ginjal, perjalanan progresivitas penyakit ginjal kronik akibat diabetes lebih progresif dibanding penyebab lainnya. Walau gula darah dikendalikan, pada penyakit ginjal yang sudah lanjut, penyakit berjalan terus. Yang bisa dilakukan memperlambat progresivitas," tutur dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (InaSH) itu.

Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik dari Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) Prof. DR. dr. Sidartawan, SpPD-KEMD, FINASIM mengatakan, selain ginjal, fungsi organ tubuh lain seperti jantung, pembuluh darah juga perlu diperiksa untuk kemudian ditentukan obatnya.

"Setiap ada komplikasi maka berbeda obatnya. Orang sudah ada keluhan, komplikasi bisa 3-4," kata dia.

Baca Juga: Ilmuwan Mengembangkan Obat Oral dengan Fungsi Ganda untuk Diabetes

Setelahnya, pasien disarankan secara berkala melakukan kontrol paling tidak 3 bulan sekali. Bila dia mendapatkan insulin, maka pemeriksaan mungkin setiap 2 hari tergantung keadaannya.

Dia menekankan, sebelum seseorang terdiagnosis diabetes, sebaiknya melakukan pemeriksaan dini gula darah, terlebih bila memiliki faktor risiko seperti riwayat keluarga dengan diabetes, kondisi gemuk dan melahirkan anak dengan berat badan di atas 4 kg.

Gejala yang umumnya menjadi penanda diabetes seperti sering lapar, haus dan buang air kecil (BAK) menandakan penyakit yang sudah berlangsung lama.

Kemudian, pada mereka yang didiagnosis pre-diabetes, Prof. Sidartawan menyarankan perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat termasuk rutin berolahraga, menjaga berat badan normal dan memeriksa gula darah setiap 6 bulan sekali.

"Kalau sudah baik, pertahankan. Kalau diabetes, kendalikan. Kontrol seumur hidup. Makin tinggi HbA1C, makin jelek kadarnya, makin sering kontrolnya," demikian pesan dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI