Suara.com - Ketua Yayasan Abhipraya Insan Cendekia (YAICI), Arief Hidayat mengatakan bahwa memberi anak susu kental manis (SKM) sama saja dengan memberi permen pada anak.
Ironisnya, banyak orangtua justru melarang anak mengonsumsi permen tapi malah memberikan SKM seduh dengan anggapan SKM adalah susu yang baik untuk anak.
"Ada nggak orangtua yang berikan permen kepada anaknya? Nggak ada, karena mereka tahu kandungan gulanya tinggi," tutur Arief dalam acara diskusi YAICI di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (17/11/2021).
Peneliti yang juga pengamat kesehatan itu mengatakan, bahwa satu gelas SKM yang diseduh setara dengan dua sendok makan gula, dan ini bisa berbahaya jika dikonsumsi setiap hari.
Baca Juga: Gusdurian Dukung Permen Nadiem dan Desak DPR Sahkan RUU TPKS
"Kalau diseduh diminum secara langsung, itu sama dengan 2 sendok gula," imbuh Arief.
Perlu diketahui, berdasarkan angka kecukupan gizi Indonesia (AKG), anak usia 1-3 tahun, maksimal hanya boleh mengonsumsi gula 25 gram atau 5 sendok teh gula sehari.
Sedangkan anak usia 3-6 tahun, maksimal asupan gula tidak lebih dari 38 gram atau setara 8 sendok teh gula per hari.
Sehingga, menurut Arief dengan mengonsumsi satu gelas SKM seduh, hanya akan membuat anak sulit makan karena merasa kenyang sepanjang hari.
Anak jadi tidak ingin mengonsumsi makanan lain dan bisa menimbulkan gangguan makan.
Baca Juga: ICJR: Penolak Permen PPKS Tak Berdasar, Berpotensi Menyerang Korban Kekerasan Seksual
"Dia tidak masuk makanan lain ke tubuhnya, yang akhirnya berdampak pada tubuh setiap hari," tutur Arief.
Hal ini membuat Arief bersama peneliti dan praktisi kesehatan lain, sangat berharap bisa mengubah persepsi masyarakat bahwa SKM bukanlah susu, melainkan gula dan tidak diperkenankan diminum sekaligus.
"Selama 100 tahun itu, masyarakat Indonesia dicekoki oleh iklan produsen itu adalah susu, makanya itu bahaya," pungkas Arief.