Suara.com - Operasi merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk memperbaiki masalah jantung. Hanya saja, beberapa pasien jantung harus melakukan operasi ulang atau rekonstruksi.
Dikatakan oleh Dokter Spesialis Bedah Jantung, Thoraks dan Vaskular, dr. Dicky Aligheri Wartono, operasi jantung ulang sangat umum dilakukan pada pasien jantung berumur panjang.
Ini terjadi karena keberhasilan operasi jantung terdahulu harus terus diperbaiki, atau harus penggantian katup yang mengalami kerusakan. Selain itu, ada masalah jantung lain yang kerap diperlukan untuk operasi jantung ulang seperti perbaikan katup jantung, operasi bypass, perbaikan aneurisma, atau terjadinya peradangan pada katup jantung.
Dokter yang berpraktek di Heartology Cardiovascular Center itu mengatakan, operasi dapat dilakukan melalui tiga metode.
Baca Juga: Hati-hati, Stres dan Depresi Bisa Perburuk Gejala Covid-19 Serta Masalah Jantung
Pertama adalah operasi terbuka dengan sayatan panjang di dada untuk membuka tulang dada. Kedua, metode invasif minimal melalui tiga atau empat lubang kecil di dada. Ketiga, metode perkutaneus, yaitu penggunaan kateter.
Pemilihan metode sendiri akan bergantung pada kondisi pasien, faktor risiko dan tingkat keparahan.
Dokter Dicky menjelaskan bagaimana Heartology telah melakukan beberapa operasi rekonstruksi antara lain Rekonstruksi Perbaikan Aneurisma dan Operasi Jantung Ulang.
Aneurisma sendiri merupakan penyakit yang progresif, artinya pasien akan mengalami perburukan dari waktu ke waktu.
"Pasien dengan aneurisma mempunyai risiko mengalami perburukan jantung. Operasi rekonstruksi yang dilakukan mencakup perbaikan aneurisma dan area sekitarnya yang terdampak,’’ ungkap dr. Dicky.
Baca Juga: Terjaring Operasi Zebra 2021, Pemotor di Tangsel Tak Ditilang, Dapat Sembako
Sementara untuk operasi ulang, sedapat mungkin dihindari karena tingkat kesulitan yang tinggi dan risiko komplikasi pasca-operasi.
Namun sayangnya, kadangkala sulit dihindarkan karena berisiko mengancam nyawa.
Operasi jantung ulang atau rekonstruksi merupakan jenis operasi berisiko tinggi, sehingga diperlukan perpaduan keahlian tim dokter multidisplin pada tahap sebelum, saat hingga pasca-operasi dan dilakukan di rumah sakit yang memiliki peralatan lengkap.
Tim dokter jantung sendiri harus terdiri dari berbagai subspesialisasi jantung untuk memastikan hasil klinis yang terbaik untuk pasien.
"Walaupun risikonya tinggi, operasi ini bermanfaat bagi pasien karena dapat memperpanjang usia harapan hidup, lebih energik, tidak mudah lelah dan nyeri dada minimum,’’ tutup dr. Dicky.