Hati-hati, Keseringan Makan Garam Tingkatkan Risiko Penyakit Berbahaya Pada Jantung

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Selasa, 16 November 2021 | 18:50 WIB
Hati-hati, Keseringan Makan Garam Tingkatkan Risiko Penyakit Berbahaya Pada Jantung
Ilustrasi garam. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Fibrilasi Atrium adalah suatu kondisi jantung yang ditandai dengan irama yang tidak teratur. Hal ini dapat menempatkan individu pada bahaya tiga komplikasi utama gagal jantung, angina dan stroke.

Bahkan, AF dapat meningkatkan risiko stroke lima kali lipat, dan risiko kematian dini dua kali lipat. Meski alkohol dan kafein adalah penginduksi AF yang terkenal, ada satu makanan sehari-hari juga dapat secara signifikan meningkatkan risiko kondisi tersebut.

Selama fibrilasi atrium, detak jantung cepat dan tidak teratur, pada 80 hingga 160 detak per menit, dibandingkan dengan detak jantung normal 60 hingga 100 terbaik per menit. Gejala kondisi akan sangat bervariasi.

"Mereka cenderung lebih parah pada orang tua dan pada mereka yang juga memiliki penyakit jantung atau paru-paru struktural," jelas Harvard Health.

Baca Juga: Cara Membuat Telur Asin Pakai Rendaman Air Garam, Tunggu 14 Hari agar Rasanya Mantap

Ilustrasi garam. (Shutterstock)
Ilustrasi garam. (Shutterstock)

Dalam situs tersebut dijelaskan bahwa orang yang dalam kondisi sehat bahkan mungkin tidak menyadari aritmia. Sementara, yang lain merasakan sensasi berdebar-debar di dada atau detak jantung yang cepat dan/atau tidak teratur.

Tekanan darah tinggi adalah prekursor yang kuat dari AF, dan secara luas diketahui bahwa asupan natrium memiliki hubungan yang kuat dengan hipertensi. Untuk itu, peneliti telah berusaha untuk mengeksplorasi dampak langsung garam pada AF.

Dan banyak penelitian telah menyimpulkan bahwa asupan garam makanan adalah prediktor independen yang signifikan dari detak jantung yang tidak teratur.

Dalam satu analisis observasional, para peneliti mengamati kohort yang terdiri dari hampir 474.000 orang, 5.972 di antaranya didiagnosis menderita AF.

Selama 10 tahun masa tindak lanjut, 5.972 peserta didiagnosis dengan AF.

Baca Juga: Jerman Hanya Rekomendasikan BioNTech-Pfizer untuk Kaum Muda

Setelah menyesuaikan faktor-faktor yang berpengaruh, para peneliti mencatat hubungan yang signifikan antara laki-laki di kuintil ekskresi natrium yang lebih rendah dan tertinggi.

"Kami menemukan bukti hubungan berbentuk U antara perkiraan asupan garam harian dan risiko AF di antara pria," tulis mereka.

“Hasil kami menunjukkan bahwa di atas tingkat minimum fisiologis tertentu, asupan garam yang semakin tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko AF.”

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI