Suara.com - Dalam survei terbaru yang dilakukan BukaReview didapatkan 88 persen ibu milenial dan generasi Z pernah mengalami mom shaming.
Bahkan dalam survei itu juga disebutkan 90 persen ibu merasa mom shaming semakin marak terjadi. Lalu, 12 persen ibu juga tidak pernah atau tidak sadar pernah mengalami mom shaming.
Mom shaming adalah tindakan, merendahkan, mencela dan menghakimi ibu tentang cara mengasuh dan keputusan yang diambil terkait anaknya.
Temuan survei juga menunjukan mom shaming tidak hanya dilontarkan sesama ibu, tapi mayoritas ibu menerima mom shaming dari anggota keluarga.
Baca Juga: Ketahui Mitos Perbedaan Hamil Bayi Laki-laki dan Perempuan, Dipercaya Orang Indonesia!
Berdasarkan siaran pers yang diterima suara.com, Selasa (16/11/2021) survei ini dilakukan terhadap 208 ibu muda yakni milenial dengan rentang usia 25 hingga 40 tahun, dan generasi tertua generasi Z (older gen Z).
Mirisnya dari survei ini, masih didapati banyak ibu menganggap mom shaming sebagai hal yang lumrah. Padahal kalimat yang dikira biasa saja, bisa dianggap satu hal yang menyakitkan dan berdampak pada kesehatan mental ibu tersebut.
Selain itu, korban mom shaming juga berisiko alami kecemasan berlebih dan tidak percaya diri pada kemampuannya mengurus anak.
Korban juga akan menyalahkan diri sendiri tentang pola asuh yang diambil, hingga menganggap dirinya tidak pantas disebut ibu.
Menurut psikolog Vera Itabiliana, S.Psi, M.Psi, mom shaming bisa berefek panjang. Ibu juga rentan merasa terisolir, merasa dirinya salah, dan tidak ada yang mendukungnya.
Baca Juga: Ditelepon Kalina Oktarani, ART Bantah Gondol Duit Ibunda Ratusan Juta
“Efek mom shaming bisa membekas lama, makanya harus cepat diatasi agar ibu tidak sampai depresi," tutur Vera.