12 Pertanyaan yang Bisa Ditanyakan Orangtua pada Anak Saat Momen Makan Malam

Risna Halidi Suara.Com
Senin, 15 November 2021 | 18:55 WIB
12 Pertanyaan yang Bisa Ditanyakan Orangtua pada Anak Saat Momen Makan Malam
Ilustrasi Hubungan Orangtua dan Anak (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dinner atau makan malam menjadi salah satu waktu yang tepat untuk menjalin kedekatan dengan keluarga setelah seharian menghabiskan waktu dengan kegiatan masing-masing.

Menjalin interaksi kepada anak-anak pada saat dinner merupakan kesempatan bagi orangtua untuk mengetahui perkembangan sikap dan perilaku anak.

Dilansir dari us.news.com, ada beberapa pertanyaan yang seharusnya diajukan orangtua kepada anaknya. Apa saja? Berikut daftarnya!

1. "Apa ada sesuatu yang menarik, menyenangkan atau kesulitan yang kamu lalui hari ini?“
Pertanyaan yang kamu ajukan dapat bergantung pada umur anak saat ini. kamu bisa memulai dengan menanyakan bagaimana hari-harinya yang akan membantu membangun hubunganmu dengan anak, seperti “apa hal yang paling menarik yang kamu pelajari hari ini?”

Baca Juga: Putra Bungsu Zaskia Adya Mecca Pakai Topi dari Popok: Biar Idenya Nggak Bocor

Hal tersebut akan membantu memahami semangat anakmu dan membantu anak jika mereka tidak memiliki semangat belajar.

Keluarga bahagia saat melakukan makan bersama. [shutterstock]
Keluarga bahagia saat melakukan makan bersama. [shutterstock]

2. "Apa yang kamu pikirkan hari ini?"

Kamu bisa ngobrol dengan anakmu tentang segala hal dan mendengarkan ceritanya. Pahami bahwa percakapan yang dibicarakan bukan memintanya untuk membocorkan rahasianya.

Buat mereka merasa dimengerti dan memiliki tempat untuk dapat menceritakan apa yang ia sedang pikirkan, sehingga topik yang dibicarakan tidaklah selalu serius atau berat. Jika ia menceritakan tentang kesulitan yang ia hadapi di kelas, cobalah ceritakan tentangmu saat seusia dengannya.

3. "Dengan siapa kamu makan hari ini?"

Baca Juga: Jangan Lengah, Pakar Ingatkan Ancaman Pneumonia Anak di Tengah Pandemi COVID-19

Para ahli menyarankan kepada orangtua untuk tidak menanyakan pertanyaan yang hanya bisa dijawab “ya” atau “tidak” oleh anak-anak. Hal ini berguna agar kamu dapat mengetahui kejelasan mengenai keadaan anakmu secara spesifik.

Anak-anak atau remaja biasanya tidak mau meluangkan tenaga yang besar untuk menceritakan hari-harinya di sekolah secara detail, terutama pada kejadian yang bersifat memalukan dan tidak menyenangkan. Jangan sampai kamu menyudutkan anakmu, namun jika ada sesuatu yang serius, kamu dapat membicarakan ini sambil makan siang.

4. "Apa kamu mau denger cerita tentang sesuatu yang terjadi sama aku hari ini"

Anak-anak biasanya cenderung akan egois terhadap suatu hal. Kamu bisa memulai dengan peduli pada orang lain di rumah sehingga mereka akan ditunjukan mengenai kepedulian kepada kehidupan orang lain.

Hal tersebut akan membantu mereka agar tidak hanya peduli kepada dirinya sendiri dan membuat mereka merasakan juga menjadi penonton. Kamu dapat melakukan hal yang sama dengan menanyakan pendapat mereka atau mengenai pertambahan usiamu.

5. "Apa yang membuatmu bersyukur hari ini?"

Seorang psikolog mengatakan, bahwa waktu ngemil merupakan kesempatan untuk ngobrol seputar ide, nilai, atau prinsip yang kamu yakini karena hal tersebut sangat penting untuk diajarkan dan ditanamkan pada anak-anakmu.

Itu bukan berarti kamu meminta anakmu untuk belajar, namun saat itu merupakan waktu yang tepat untuk berbagi akan segala hal. Kamu dapat melanjutkan pembicaraan dengan mengajarkan anakmu tentang bagaimana berterima kasih merupakan hal yang penting untuk perkembangan mereka.

6. "Apa kamu kenyang?"

Untuk anak-anak yang masih kecil, kamu bisa berbicara seperti “apa yang perutmu katakan? apakah perutmu masih lapar atau sudah kenyang?” pada saat makan, kamu tidak perlu membawa topik yang berat. Anakmu dan kamu dapat memulai dengan mencari perhatian dengan sebuah isyarat seperti rasa lapar dengan membicarakan rasa lapar dan kenyang yang akan membantu anakmu untuk fokus terhadap makanannya.

Hal tersebut lebih baik, dibandingkan orang tua yang memberi tahu kepada anak mengenai jumlah tertentu yang harus dimakan oleh anak.

7. "Apa yang membuatmu ketawa hari ini?"

Memberikan pemahaman kepada anakmu mengenai kehidupan akan membutuhkan waktu belajar yang lebih banyak, kamu bisa memulai dengan kejadian-kejadian yang baru dilalui beberapa hari ini bukan sesuatu yang baru terjadi saja.

Kamu bisa bertanya, “kapan kamu merasa senang hari ini?” kamu bisa bertanya dengan kalimat pembangun atau dengan isyarat matematika, anak-anak harus belajar bagaimana untuk memahami dan menghadapi emosi melalui berkomunikasi dengan orang tua, guru, orang dewasa lain atau orang sebaya.

Kamu bisa menanyakan hari mereka dengan bertanya “berapa skala yang kamu berikan dari 1-10 ?” kemudian, kamu bisa ambil kesempatan untuk lebih memahami apa yang ada di balik perasaan mereka.

8. "Apa ada yang ingin kamu tanyakan tentang apa yang terjadi di berita?"

Di era modern yang terhubungan dengan politik ini, anak-anak dan remaja akan seperti orang dewasa, mereka akan sering mendapatkan informasi yang tidak dapat mereka tangani.

Hal ini dapat menyebabkan kecemasan hingga kekhawatiran terhadap pertanyaan yang tidak bisa mereka tanyakan, anak-anak akan mendengarkan segala hal dan mereka tidak selalu bisa mengerti dan mempertanyakan tentang bagaimana sesuatu hal mungkin terjadi di dunia ini.

Kamu perlu menanyakan tentang apa yang ada di pikiran mereka, kemudian diskusikan kepada mereka sesuatu yang berguna untuk membetulkan kesalahpahaman agar menyelesaikan ketakutan dan kewaspadaan.

9. "Kamu pengen ngelakuin apa besok?"

Kamu dapat meluangkan waktu untuk menghabiskan waktu bersama keluarga, gunakanlah waktu makan malam untuk merundingkan apa yang ingin mereka lakukan selain membicarakan tentang kehidupan. Hal ini dapat membuat kamu mengetahui tentang minat yang anakmu suka seperti kegiatan apa yang paling anakmu sukai akhir-akhir ini.

10. "Gimana kabar teman sekelasmu?"

Apakah anakmu pernah dijemput oleh teman sebayanya? Jika iya, Kamu perlu membicarakan mengenai lingkungan sosial dan jebakan yang dilakukan orang lain terhadap anakmu.

Masalah sosial yang mungkin saja terjadi adalah intimidasi, perkelahian, negosiasi yang dilakukan sahabat atau teman. Kamu bisa memulai dengan menanyakan kepada anakmu tentang siapa yang sering diajak bicara akhir-akhir ini.

11. "Kamu ngomongin apa di kelas?"
Bertanya tentang sesuatu yang spesifik tentang kelas anakmu akan membantumu memahami apa yang sedang dibicarakan di kelas, dibandingkan bertanya hal umum tentang hari sekolahnya.

Kamu bisa juga menanyakan, “apa yang kamu bicarakan pada saat makan siang?” mungkin akan banyak penolakan terhadap pertanyaan ini pada usia remaja, kamu dapat menggunakan pertanyaan yang membuat anakmu menjawab jawaban multi-kalimat.

Topik yang diangkat mungkin tidak sepenting yang dapat membangun kepercayaan dan koneksi. Hal terpenting adalah mengetahui tentang hari-hari anakmu, hal ini akan membantu anakmu membangun wawasan mengenai mood, sekolah dan kehidupan sosial.

12. "Apa kesuksesan terbaikmu hari ini?"

Berbicara mengenai point tinggi, seperti “apa titik terendahmu hari ini?” hal ini merupakan cara yang ampuh untuk membangun wawasan kehidupan anakmu. Kamu bebas membicarakan tentang apa yang telah terjadi padamu, seperti menyisipkan ceritamu disaat bercerita untuk membuat anakmu sadar bahwa mereka berada di tempat yang sama.

Selanjutnya, kamu dapat menanyakan mood anakmu seperti “apakah kamu sedang stres terhadap sesuatu?” hal ini akan membantu untuk menghubungkan terhadap isu tertentu, anakmu akan mempercayai kamu untuk membantu mereka untuk melalui permasalahan mereka.
 
Itulah 12 pertanyaan yang seharusnya orangtua tanyakan pada anak saat makan malam. Apakah kamu sebagai orangtua tertarik mencobanya? (Maria Mery Christin Nainggolan)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI