Survei HCC: Orang yang Enggan Vaksinasi Covid-19 Cenderung Rendah Terapkan Prokes

Senin, 15 November 2021 | 11:51 WIB
Survei HCC: Orang yang Enggan Vaksinasi Covid-19 Cenderung Rendah Terapkan Prokes
Ilustrasi pakai masker. (Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah berkali-kali menekankan bahwa vaksinasi dan protokol kesehatan adalah 'duet maut' dalam upaya mencegah infeksi Covid-19.

Namun nyatanya, masih banyak masyarakat yang enggan mendapatkan vaksinasi Covid-19 serta buruk dalam menerapkan protokol kesehatan atau prokes.

Lewat sebuah survei yang dilakukan Health Collaborative Center (HCC) di 24 provinsi ditemukan, sebanyak 35 persen populasi yang belum dan enggan vaksinasi memiliki skor Covid-19 Preventive Behavior Index (CPBI) atau tingkat perilaku pencegahan yang rendah. 

Skor CPBI yang rendah, kata peneliti HCC Dr. dr. Ray Wagiu, berarti perilaku pencegahannya jelek.

Baca Juga: Kabar Gembira, Berkunjung ke Kamboja Kini Tak Perlu Lagi Jalani Karantina

"Hal yang cukup mengkhawatirkan dan mengejutkan kami adalah justru mereka yang belum divaksin yang skor perilaku pencegahannya jelek. Kami bisa katakan hasil penelitian HCC menunjukkan orang Indonesia yang tidak mau dan belum divaksinasi Covid-19 justru mereka yang tindakannya tidak sesuai dengan prokes," jelasnya dalam konferensi pers virtual, Senin (15/11/2021).

Dalam survei tersebut, indeks skor CPBI diberikan dalam rentang 10-60. Kebanyakan orang yang tidak taat prokes memiliki skor CPBI di bawah 50.

Selain itu, mereka juga cenderung tidak memiliki kekhawatiran akan terinfeksi virus corona baru tersebut.

Sebaliknya, lanjut Ray, responden dengan skor CPBI mendekati 60, rata-rata khawatir akan terinfeksi Covid-19.

"Mereka yang memilih tidak mau divaksin dan belum divaksin, skor CPBI mereka rendah signifikan. Dari rentang 10 sampai 60, mereka hanya 48. Artinya mereka yang gak mau divaksin justru ogah-ogahan dalam menerapkan (prokes), tidak baik dalam melakukan pencegahan infeksi," tuturnya.

Baca Juga: Menkes Budi Ungkap Kasus Covid-19 Naik Lagi Akibat Buka Sekolah dan Takziah

Menurut Ray, kebanyakan responden memilih enggan vaksinasi Covid-19 lantaran belum percaya dengan khasiat vaksin.

Selain itu, mereka juga melihat orang masih bisa terinfeksi meski sudah disuntik vaksin. 

Keyakinan tersebut, menurutnya, tidak selalu dipengaruhi oleh tingkat pendidikan seseorang.  

"Tingkat pendidikan tidak berpengaruh karena beberapa yang sarjana juga masih ada yang tidak mau divaksin karena alasan tersebut," ucapnya.

Ray menekankan, temuan tersebut perlu diwaspadai. Diakuinya bahwa vaksin memang tidak sepenuhnya mencegah orang dari infeksi virus corona. Tapi, paling tidak, dapat mencegah seseorang dari gejala berat saat terinfeksi.

Selain itu, Ray mengingatkan bahwa orang-orang yang tidak taat protokol kesehatan juga sangat berisiko jadi sumber penularan terhadap orang lain, baik yang sudah vaksinasi maupun belum.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI