Garam Memengaruhi Aliran Darah di Otak, Bisa Memicu Hipoksia

Jum'at, 12 November 2021 | 17:30 WIB
Garam Memengaruhi Aliran Darah di Otak, Bisa Memicu Hipoksia
Ilustrasi garam. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah studi yang dipimpin oleh para peneliti di Georgia State mengungkap sebuah informasi baru tentang hubungan aktivitas neuron dan aliran darah di dalam otak, dan bagaimana otak dipengaruhi oleh konsumsi garam.

Berdasarkan Medical Xpress, tim peneliti berfokus pada hipotamulus, wilayah otak dalam yang terlibat dalam fungsi tubuh penting, seperti minum, makan, pengaturan suhu tubuh, dan reproduksi.

Untuk penelitian yang terbit di jurnal Cell Reports ini peneliti menganalisis bagaimana aliran darah ke hipotalamus berubah setelah adanya asupan garam.

"Kami memilih garam karena tubuh perlu mengontrol kadar natrium. Ketika Anda menelan makana asin, otak merasakannya dan mengaktifkan serangkaian mekanisme untuk menurunkan kadar natrium kembali," jelas pemimpin studi Javier Stern.

Baca Juga: Gara-gara Jersey, Napoli Digugat Keluarga Diego Maradona

Tubuh melakukannya dengan cara mengaktifkan neuron yang memicu pelepasan vasopresin, hormon antidiuretik yang bertugas mempertahankan konsentrasi garam.

Ilustrasi Garam (freepik)
Ilustrasi Garam (freepik)

Ketika neuron di hipotalamus aktif akibat asupan garam, aluran darah mengalami penurunan.

Peneliti mengaku temuan ini mengejutkan mereka, sebab penurunan aliran darah biasanya ditemukan di korteks pada kasus penyakit, seperti Alzheimer, setelah stroke atau iskemia.

Tim menjuluki fenomena tersebut sebagai penurunan aliran darah yang menghasilkan hipoksia, kondisi saat otak kekurangan oksigen.

Selain itu, peneliti juga menemukan perbadaan lain, yakni respons vaskular di hipotalamus terhadap rangsangan garam menyebar dan berlangsung perlahan dalam jangka waktu lama.

Baca Juga: John Terry Serang Pengguna Twitter Gara-gara Sindir Perselingkuhannya

"Ketika kita makan banyak garam, kadar natrium kita tetap tinggi untuk waktu lama. Kami percaya hipoksia merupakan mekanisme yang memperkuat kemampuan neuron untuk merespons stimulasi garam yang berkelanjutan, memungkinannya tetap aktif untuk waktu lama," sambung peneliti.

Ia melanjutkan, "Jika Anda secara terus-menerus mengonsumsi banyak garam, Anda akan mengalami neuron vasopressin. Mekanisme ini dapat menyebabkan hipoksia berlebihan, yang bisa menyebabkan kerusakan jaringan di otak."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI