Suara.com - Perkembangan teknologi di sektor kesehatan memberikan peluang bagi Indonesia untuk melakukan transformasi kesehatan berbasis data.
Wakil Menteri Kesehatan dr. Dante Saksono Harbuwono mengatakan di momen Hari Kesehatan Nasional ini, Indonesia tengah berupaya melakukan transformasi teknologi kesehatan.
"Krisis memberikan kesempatan terbaik untuk berubah. Pandemi Covid-19 membuat kesehatan kini menjadi prioritas nomor satu. Publik lebih peduli dan menyadari pentingnya kesehatan. Panmdei juga membuka mata kita akan masalah sistemik yang harus diperbaiki untuk meningkatkan kapasistas dan resiliensi sistem kesehatan," tutur Dante, dalam webinar Roche Fair hari ini, Jumat (12/11/2021).
Dengan lebih dari 170 juta pengguna internet dan 60 persen penetrasi smartphone di kehidupan masyarakat, penggunaan teknologi digital di bidang kesehatan tidak terelakkan.
Baca Juga: Hari Kesehatan Nasional, Beli Obat Hingga Konsultasi Dokter Bisa Dapat Diskon Di Sini
Meski begitu ia mengakui bahwa pemanfaatan teknologi digital di bidang kesehatan masih terbatas, walaupun potensinya besar. Menurut Dante, setidaknya ada tiga hambatan yang membuat pengaplikasian teknologi kesehatan belum berjalan lancar.
Pertama, adalah data yang terframentasi alias tidak terpecah belah dan tidak terintegrasi. Salah satu sebabnya adalah sistem dan aplikasi dalam Kementerian Kesehatan RI yang terpisah.
"Setiap aplikasi dan sistem memiliki database sendiri, termasuk BPJS, BPOM, dan BKKBN. Maka dari itu perlu ada integrasi," paparnya.
Kedua, regulasi yang masih tertinggal dari negara-negara lain. Keterbatasan regulasi untuk proteksi data, standar data, dan interoperabilitas, hak serta privasi pasien.
Ketiga, masih kurangnya investasi dari sektor swasta. Dante mengatakan investasi sektor swasta hanya 2 persen dari total digital health volume share di Asia.
Baca Juga: Hari Kesehatan Nasional, Ini Cara Menjaga Kulit Jauh dari Masalah
Dante mengatakan saat ini, penggunaan teknologi digital di bidang kesehatan sudah digunakan, salah satunya adalah aplikasi PeduliLindungi yang dibuat oleh pemerintah.
"PeduliLindungi bisa memperlihatkan status vaksin berdasarkan database yang kita miliki, sekaligus memperlihatkan risiko penyebaran Covid-19 di kantor, tempat pariwisata, hingga mal dan sekolah," paparnya.