Zayn Malik Disebut Menjadi Agresif dan Paranoid Akibat Ganja, Adakah Hubungannya?

Jum'at, 12 November 2021 | 15:20 WIB
Zayn Malik Disebut Menjadi Agresif dan Paranoid Akibat Ganja, Adakah Hubungannya?
Profil Zayn Malik (Instagram @zayn)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyanyi Zayn Malik beberapa waktu ini sedang menjadi sorotan publik setelah diduga melakukan kekerasan terhadap ibu Gigi Hadid, Yolanda Hadid.

Seorang sumber dekat menambahkan bahwa mantan anggota band One Direction itu menjadi agresif dan paranoid akibat mengonsumsi ganja.

Diketahui Zayn sudah mulai merokok ganja sejak berada di band.

"Ketika kau merokok ganja sejauh itu, (ganja) sungguh memengaruhimu. Zayn menjadi agresif. Dia sangat agresif menjelang akhir di band, mengalami pertengkaran sengit dengan orang-orang yang bekerja dengannya," ujar sumber tersebut, mengutip New York Post.

Baca Juga: Polda DIY Bongkar Jaringan Ganja Antarprovinsi, Amankan 4 Kg Lebih Barang Bukti

Ketika beberapa orang mengaku mengalami perasaan tenang dan santai setelah menggunakan ganja, ada juga yang melaporkan bahwa mereka menjadi mudah marah.

Zayn Malik. (Instagram/@zayn)
Zayn Malik. (Instagram/@zayn)

Perasaan ini membuat pengguna ganja menyerang orang lain, terkadang meningkat menjadi kekerasan atau agresi.

Berdasarkan WebMD, kemarahan ini dapat terjadi setelah mengonsumsi atau muncul sebagai gejala penarikan ganja (ketika pengguna ganja berhenti menggunakannya).

Hal ini juga dibenarkan oleh Kepala Unit Psikiatri Rumah Sakit Zucker Hillside, Scott Krakower, yang sudah mengamati kemarahan pada beberapa penggunaan ganja.

"Penggunaan ganja dapat dikaitkan dengan kemarahan, mengamuk, dan agresi, pada orang tertentu. Diduga perubahan dalam sistem endocannabinoid yang menjadi penyebab gejala ini," jelas Krakower.

Baca Juga: Sempat Ditawari Beli Ganja, Bocah 12 Tahun Dibunuh Rekannya, Ditikam Pisau 70 Kali

Selain itu, sistem endocannabinoid juga diyakini peneliti sebagai penyebab paranoia yang dialami pengguna ganja.

Dikutip dari Healthline, senyawa di dalam ganja, termasuk senyawa psikoaktif THC, mengikat reseptor endocannabinoid di berbagai bagian otak, termasuk amigdala.

Sementara amigadala membantu mengatur respons terhadap ketakutan dan emosi terkaitnya, seperti kecemasan, stres, dan paranoia.

Saat menggunakan ganja yang kaya THC, otak tiba-tiba menerima lebih banyak cannabinoid dari biasanya.

Kelebihan cannabinoid ini dapat merangsang amigdala secara berlebihan, membuat pengguna merasa takut dan cemas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI