Suara.com - Pemerintah Indonesia telah menyuntikkan lebih dari 200 juta dosis vaksin Covid-19 sejak Januari 2021. Hingga saat ini, minim laporan terkait kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) atau efek samping serius akibat vaksin tersebut.
Dikatakan vaksinolog dr. Dirga Sakti Rambe, Sp.PD., bahwa hal itu menjadi bukti kalau vaksin Covid-19 aman dan bekerja dengan baik.
"200 juta dosis lebih yang kita gunakan di Indonesia, jadi vaksin terbukti aman dan efektif. Tinggal kita lihat keluarga, teman, tetangga yang divaksinasi. Alhamdulillah vaksin aman, efektif," kata dokter Dirga dalam dialog virtual Satgas Covid-19, Kamis (11/11/2021).
Fakta tersebut sekaligus menangkal segala hoaks mengenai informasi salah tentang vaksin Covid-19, imbuh dokter Dirga. Perkembangan zaman yang serba digital, memang sulit terhindar dari paparan hoaks.
Baca Juga: Peneliti Texas: Orang yang Tidak Vaksin Covid-19, 20 Kali Lebih Berisiko Meninggal
Menurut dokter Dirga, fenomena hoaks tentang vaksin Covid-19 sebenarnya juga terjadi di banyak negara lain.
"Kita tidak boleh kalah, harus terus melawan. Makanya pada saat pandemi ini, para dokter, ilmuwan sains, semua berbondong-bondong. Jadi bukan cuma mengurus pasien di rumah sakit, tapi juga di laboratorium," ujarnya.
Sementara itu, tugas pemerintah, media massa juga masyarakat untuk terus menyebarkan informasi yang benar terkait vaksin Covid-19. Terutama keoada kelompok lanjut usia (lansia).
"Salah satu kendala vaksinasi pada lansia adalah masih banyaknya hoaks yang beredar," ucap dokter spesialis penyakit dalam tersebut.
Anggapan yang masih keliru di masyarakat terkait vaksin Covid-19, salah satunya, menganggap lansia tidak perlu divaksinasi karena tidak banyak keluar rumah. Dokter Dirga menegaskan bahwa meski mobilitasnya rendah, tapi lansia masih berisiko tertular dari anggota keluarga yang tinggal satu rumah dan aktif kegiatan di luar.
Baca Juga: Satgas COVID-19 Ungkap Alasan Vaksinasi Covid-19 Anak Penting Dilakukan
"Selain itu, ada anggapan kalau lansia pasti penyakitnya sudah banyak, kemudian sisa hidupnya gak lama, jadi ngapain vaksinasi. Itu pemahaman yang salah. Justru karena lansia, kita masih lindungi. Dan kalau memiliki penyakit diabetes, darah tinggi, dan yang lain, harus kita lindungi dengan vaksinasi," tuturnya.
Lansia menjadi kelompok berisiko tinggi alami kematian jika terinfeksi Covid-19. Oleh sebab itu, bukan hanya di Indonesia, tapi banyak negara juga menempatkan lansia sebagai prioritas pertama vaksinasi Covid-19.
"Bahkan vaksin booster nanti prioritas untuk lansia. Kedua, tidak ada batasan usia. Jadi bukan karena sudah lansia umur 80, 90 tahun, maka tidak boleh vaksinasi. Kita sudah buat kriteria kapan boleh dan tidak boleh divaksinasi, batasannya bukan usia, tapi kriteria secara medis," jelasnya.