Memahami ADHD, Apakah Kondisi Ini akan Sembuh ketika Dewasa?

Rabu, 10 November 2021 | 19:10 WIB
Memahami ADHD, Apakah Kondisi Ini akan Sembuh ketika Dewasa?
Ilustrasi Attention Deficit Hyperactivity Disorder/ADHD (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Attention-deficit hyperactivity disorder atau ADHD merupakan kondisi kesehatan mental yang umum, tetapi masih sering disalahpahami.

Gejalanya bisa berupa kurang memerhatikan, hiperaktif, dan impulsif. Bagi pengidap ADHD, perilaku tersebut sering terjadi dan mengganggu kehidupan sehari-hari, baik di sekolah maupun di rumah.

Berdasarkan The Conversation, ADHD dapat berkembang di usia 12 tahun dan biasanya berlanjut hingga dewasa muda. Kondisi ini dapat memengaruhi sepanjang hidup pengidapnya.

Sebenarnya, hingga kini belum ditemukan penyebab pasti dari ADHD. Ilmuwan menduga genetik memiliki peran, tetapi tidak ada yang tahu persis bagaimana hal ini berpengaruh.

Baca Juga: Studi: Tekanan Akademik Bukan Penyebab Terbesar Masalah Kesehatan Mental Remaja

Sementara itu, temuan selama bertahun-tahun mengaitkan kondisi ini dengan cara kerja otak dan lingkungan pribadinya.

Mainan anak-anak (foto: pixabay)
Ilustrasi anak-anak (foto: pixabay)

Kebanyakan psikolog berpikir ADHD sebagai kondisi yang tidak dapat diubah. Dokter pun tidak dapat menyembuhkan ADHD.

Salah satu 'pengobatan' yang paling efektif adalah mengajar orang tua bagaimana agar lebih memperhatikan ketika anak-anak beraktivitas.

Orang tua dan guru dapat membantu anak-anak dengan mengarahkan berperilaku baik, daripada melalui hukuman dan mengoreksi perilaku anak-anak mereka.

Seiring bertambahnya usia, pengidap ADHD dapat menetapkan tujuan untuk diri mereka sendiri dan bekerja keras untuk mempelajari cara agar tetap teratur dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: Pengasuh Gala Sky Ardiansyah Alami Syok, Kondisi Ini dapat Menghancurkan secara Mental

Obat stimulan resep, seperti Adderall dan Ritalin, dapat membantu pengidap ADHD agar fokus lebih lama. Namun, tidak semua orang dapat meminumnya karena adanya efek samping.

Beberapa obat nonantistimulan pun tersedia, tetapi umumnya kurang efektif.

Jadi, peneliti menemukan bahwa pendekatan terbaik adalah dengan terapi perilaku terlebih dahulu, terutama untuk anak-anak kecil yang sudah didiagnosis ADHD.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI