Studi: Mulai Tidur Jam 10 hingga 11 Malam Menjaga Kesehatan Jantung dalam Jangka Panjang

Rabu, 10 November 2021 | 15:05 WIB
Studi: Mulai Tidur Jam 10 hingga 11 Malam Menjaga Kesehatan Jantung dalam Jangka Panjang
Ilustrasi tidur (Stocksy)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah penelitian baru yang terbit di European Health Journal menunjukkan bahwa tampaknya jam 10 hingga 11 malam adalah waktu optimal untuk tidur. Waktu tersebut juga terkait dengan kesehatan jantung yang lebih baik.

Peneliti dari Biobank Inggris percaya bahwa menyinkronkan tidur agar sesuai dengan jam tubuh internal (ritme sirkadian) dapat menjelaskan hubungannya dengan penurunan risiko serangan jantung dan stroke.

Dalam studi ini, peneliti mengumpulkan data tentang jadwal tidur dan bangun selama seminggu dari 88.000 sukarelawan.

Sebelumnya, peneliti telah memberi peserta perangkat seperti jam tangan kepada para sukarelawan.

Lalu, peneliti menindaklanjuti apa yang terjadi kepada para sukarelawan dalam hal kesehatan jantung dan peredaran darah selama rerata enam tahun.

Data menunjukkan bahwa lebih dari 3.000 orang dewasa mengembangkan penyakit kardiovaskular. Banyak dari kasus ini terjadi pada orang yang tidur lebih larut atau lebih awal dari jam 10 hingga 11 malam.

Ilustrasi Tidur. [pexels.com]
Ilustrasi Tidur. [pexels.com]

Kaitan antara tidur dengan risiko serangan jantung tetap ada setelah menyesuaikan dalam hal durasi dan ketidakteraturan tidur.

Para peneliti juga mencoba untuk melihat faktor-faktor lain yang diketahui memengaruhi risiko jantung, seperti usia, berat badan, dan kadar kolesterol.

Tetapi penelitian tidak dapat membuktikan sebab dan akibat dari hasil studinya.

Baca Juga: Bupati Bintan Nonaktif Apri Sujadi Tambah Sebulan Lagi Tidur di Rutan KPK

"Meski kami tidak dapat menyimpulkan penyebab dari penelitian kami, hasilnya menunjukkan bahwa waktu tidur lebih awal atau lebih larut lebih mungkin menganggu jam internal tubuh, dengan konsekuensi buruk bagi kesehatan kardiovaskular," jelas penulis studi David Plans kepada BBC.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI