Suara.com - Tren suntik immune booster kini semakin ramai dilakukan masyarakat. Diklaim dapat meningkatkan kekebalan tubuh, suntik immune booster juga dipercaya menurunkan risiko terinfeksi Covid-19. Benarkah demikian?
Ahli estetika dan anti aging dari Cyn Clinic, dr. Cynthia Jayanto. M. Biomed (AAM) mengatakan suntik immune booster biasanya berisi multivitamin, di antaranya vitamin B, D, asam folat, dan vitamin E.
“Sebenarnya immune booster bisa didapat dari vitamin oral, hanya saja tren saat ini orang lebih memilih dengan cara cepat dan dengan cara penyuntikan bisa secara langsung disuntik atau dengan cara infus. Dari segi keamanan, semua prosedur suntik bisa ada resiko lebam setelah penyuntikan pada pembuluh darah yang sulit, ada resiko emboli udara, apabila tidak sesuai protokol,” kata Cynthia dalam keterangannya.
Hanya saja untuk hasil khasiat vitamin melalui infus lebih lama dibandingkan disuntik langsung. Karena kalau lewat suntikan, vitamin diproses melalui lambung, hati dan ginjal, dan itu bisa sebagian langsung terbuang melalui urine.
Baca Juga: Jika Ingin Sehat Saat Musim Hujan, Hindari Makanan Ini
"Tapi lain cerita kalau dalam bentuk infus. Di dalam infus ada cairan natrium klorida atau cairan infus. Multivitamin ini akan berikatan natrium klorida, natrium klorida merupakan cairan mineral garam, di mana garam sifatnya menyimpan cairan di tubuh. Sehingga harapannya multivitamin yang terikat dengan larutan garam tersebut akan lebih bertahan lama di tubuh," ungkap dokter Cynthia.
Lebih dalam, dokter Cynthia menerangkan bahwa immune booster menjadi tren karena tidak semua orang tingkat kepatuhan meminum oral suplemen vitamin itu teratur dan tertib. Sehingga kondisi tersebut membuat klinik mengakomodir kebutuhan dalam bentuk infus vitamin.
"Tapi kandungan yang ada di dalam infus itu kadang-kadang tidak semua klinik sama. Sebab setiap klinik punya masing masing kandungan immune booster mereka. Oleh karenanya, saran saya sebagai customer kita perlu juga mencari tahu, apa yang dimasukkan ke dalam tubuh saat diinfus," terang dokter yang suka melakukan edukasi di akun sosial medianya ini.
Ia bercerita bahwa kadang beberapa klinik juga memakai immune booster dalam bentuk mega dosis. Harapan nya agar dengan mega dosis tersebut bisa mempercepat atau memberikan reaksi kepada tubuh secara lebih cepat dan maksimal.
Tapi dalam sudut pandang gizi sebetulnya tidak dibutuhkan dan tidak boleh secara terus menerus, karena tidak sesuai angka kebutuhan tubuh. Pasti akan terbuang atau tidak terserap oleh tubuh juga akhirnya.
Baca Juga: 3 Minuman Ini Diklaim Bisa Menurunkan Berat Badan, padahal Tidak Efektif
"Hal-hal inilah yang perlu diketahui oleh setiap yang tertarik mencoba atau bagi orang yang biasa menjaga tubuhnya melalui immune booster. Jadi, kita sebagai customer berhak bertanya juga ke klinik, apa sih kandungan immune booster yang dimasukan ke dalam tubuh kita," kata dokter Cynthia.
Dokter Cynthia menambahkan bahwa immune booster tidak sarankan bagi orang yang memiliki riwayat penyakit tertentu. Hal itu karena akan mengakibatkan kontradiksi kepada tubuhnya.
Adapun pasien yang memiliki kontradiksi jika melakukan immune booster ialah:
- Pasien dengan riwayat maag kronis.
- Pasien dengan gangguan kelainan darah G6PD.
- Pasien dengan riwayat gangguan ginjal kronis.
- Pasien dengan riwayat alergi pada beberapa vitamin.
- Pasien dengan riwayat autoimun.
- Ibu hamil dan menyusui.
“Sebaiknya konsultasi dahulu dengan dokter sebelum melakukan suntik immune booster,” pungkasnya.