Suara.com - Pandemi virus corona membuat banyak orang menjadi kurang aktif. Selain karena banyak tempat olahraga di tutup, bekerja atau belajar di rumah juga membuat aktivitas menjadi terbatas.
Tapi siapa sangka jika kurangnya aktivitas berdampak pada kesehatan mental kita.
Ada dua studi yang dilakukan selama April hingga Juni 2020 menunjukkan orang yang menghabiskan banyak waktunya untuk duduk cenderung memiliki perasaan depresi yang tinggi, menurut Medical Xpress.
Dalam studi ini, asisten profesor kinesiologi di Iowa State University Jacob Meyer dan rekannya menganalisis lebih dari 3000 hasil survei.
Para peserta studi melaporkan sendiri berapa banyak waktu yang mereka habiskan untuk melakukan aktivitas, termasuk duduk, berolahraga, hingga waktu bermain gadget. Mereka juga diminta untuk membandingkan dengan masa sebelum pandemi.

Menggunakan skala klinis standar, peserta menunjukkan adanya perubahan pada kesejahteraan mental mereka, seperti depresi, kecemasan, stres, serta kesepian.
Data survei menunjukkan peserta yang memenuhi Pedoman Aktivitas Fisik AS (yakni 2,5 hingga 5 jam aktivitas fisik sedang hingga berat tiap minggu) sebelum pandemi menurunkan aktivitas mereka sebesar 32%, tak lama setelah lockdown berlaku. Mereka juga mengaku lebih merasa tertekan, cemas dan kesepian.
Dalam studi kedua, Mayer tetap menemukan adanya hubungan antara waktu duduk yang tinggi dengan depresi.
"Orang-orang menyesuaikan diri dengan kehidupan di masa pandemi. Tetapi bagi orang yang lebih sering menghabiskan waktu untuk duduk, gejala depresi mereka rata-rata tidak pulih dengan cara yang sama seperti peserta lain," jelas Meyer.
Baca Juga: 3 Tipe Teman yang Perlu Kamu Blacklist, Mereka Perusak Mental!
Tetapi, menurut Meyer hal ini perlu diselidiki lagi. Sebab, belum diketahui secara pasti bagaimana kedua hal tersebut saling berhubungan.