Suara.com - Berbeda dari kebanyakan jenis vaksin, misalnya vaksin MMR yang 97% efektif mencegah campak, 88% mencegah gondok, dan 97% melawan rubella, vaksin influenza hanya memiliki keefektivan 40% hingga 60%.
Bahkan, terkadang efektivitasnya turun hingga 10%. Mengapa demikian?
Hal itu 'bermuara' pada mutasi virus influenza yang cukup cepat dan ketidakpastian strain mana yang lebih banyak menular selama musim flu bergulir, lapor Live Science.
Selain itu, kekurangan vaksin juga kemungkinan berasal dari cara pembuatannya dan bagian apa dari virus influenza yang menjadi target vaksin.
Baca Juga: Peneliti Yakin Salah Satu Jenis Virus Influenza Telah Punah akibat Pandemi Covid-19
Meski begitu, vaksin influenza masih menawarkan perlindungan yang cukup sehingga masyarakat perlu mendapatkannya setiap tahun ketika musim flu datang.
Cara meningkatkan vaksin flu
Banyak ilmuwan saat ini sedang mengerjakan vaksin flu baru dengan tujuan memberikan perlindungan yang lebih banyak, meski beberapa sebenarnya tidak perlu diperbarui setiap tahun.
Seperti para peneliti di Universitas Stanford. Mereka sedang mengembangkan vaksin flu yang menargetkan stem HA (bagian batang dari protein HA pada virus influenza).
Meski protein HA bermutasi tanpa henti, bagian batangnya terlihat sama pada banyak strain influenza dan tidak berubah dari tahun ke tahun. Jadi, menargetkan stem HA ini dapat menawarkan perlindungan terhadap beberapa strain virus tanpa perlu memperbarui vaksin.
Baca Juga: Pakar Prediksi Vaksin Covid-19 akan Bernasib Sama Seperti Vaksin Influenza, Ini Maksudnya
Sementara itu, peneliti lain juga mencoba membuat vaksin flu agar bisa digunakan dalam spektrum luas. Mereka menargetkan protein lainnya pada permukaan virus influenza, yang disebut neuraminidase.
Menambahkan ajuvan khusus, atau bahan yang meningkatkan sistem kekebalan, ke vaksin flu juga memperluas respons antibodi tubuh. Artinya, dapat meningkatkan perlindungan vaksin flu.
Beberapa pembuat vaksin Covid-19, Moderna dan Pfizer, juga sedang menguji vaksin flu yang menggunakan molekul genetik disebut mRNA, sebagai dasarnya.
Dibandingkan dengan vaksin telur, yang membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk diproduksi, vaksin mRNA dapat dibuat dengan sangat cepat dan tidak memerlukan sampel virus hidup.
Tetapi untuk saat ini, vaksin flu yang masih tersedia merupakan pilihan terbaik untuk melindungi diri dari virus influenza.