Suara.com - Lupus merupakan salah satu penyakit yang menyerang sistem imun. Sehingga membuat penderitanya mengalami kondisi yang kerap disebut autoimun atau ketika sistem imun tersebut berbalik menyerang tubuhnya sendiri.
Hingga kini penyebab terjadinya penyakit ini belum diketahui secara pasti. Meski demikian, penyakit ini sering dikaitkan dengan adanya faktor genetik dan juga lingkungan. Beberapa pemicunya mulai dari paparan sinar matahari, penyakit infeksi, dan penggunaan obat-obatan tertentu.
“Yang kami sampaikan informasinya adalah, penurunannya masih belum jelas,” ungkap Dokter Spesialis Anak dr. Nia Kurniati, Sp. A(K), MSc, dalam acara Peluncuran Aplikasi LUPUSKU: Aplikasi bagi Anak Pejuang Lupus, Senin (8/11/2021).
nyakit lupus sering terjadi pada wanita berusia antara 15-45 tahun, dengan memiliki anggota keluarga dengan penyakit lupus.
Baca Juga: Apa Itu Kanker Prostat? Simak Penyebab, Gejala dan Pengobatannya
Selain itu, dr. Nia Kurniati juga memaparkan beberapa gejala lupus yang sering terjadi. Meski harus diwaspadai, tetapi dr. Nia menegaskan tidak semua gejala muncul sekaligus.
“Gejala ini seringkali munculnya satu per satu, dan munculnya bisa saja lama,” ungkapnya.
Berikut gejala-gejalanya:
- Bengkak atau nyeri sendi disertai nyeri otot.
- Demam yang tidak diketahui penyebabnya.
- Bercak merah di kulit, terutama kulit wajah (seperti kupu-kupu).
- Nyeri dada, terutama saat menarik napas panjang.
- Rambut rontok lebih sering dari biasanya.
- Jari tangan dan kaki menjadi pucat atau keunguan, bila ada pajanan terhadap stres atau dingin.
- Sensitivitas terhadap matahari.
- Bengkak di tungkai bawah atau sekitar mata.
- Sariawan.
- Pembengkakan, kelenjar getah bening.
- Kelelahan yang luar biasa.