Suara.com - Selama 40 tahun berdirinya Yayasan Jantung Indonesia (YJI), tidak kurang dari 2.175 anak dengan penyakit jantung bawaan (PJB) berhasil tertolong, melalui tindakan medis operasi dan berhasil pulih seperti anak lainnya.
Menurut Ketua Umum YJI, Esti Nurajadin, bahwa kondisi penyakit bawaan yang dialami anak-anak tersebut cenderung beragam. Beberapa di antaranya penyakit jantung rematik atau kelainan katup hingga anak lahir biru atau PJB biru.
"Biasanya kasus yang spesial itu kalau si anak ini lahir dalam keadaan biru. Biru itu berarti dia sudah tidak bisa bernapas harus segera diberikan bantuan operasi, itu yang urgent (harus cepat ditangani)," ujar Esti dalam peringatan 40 Tahun YJI, sekaligus peluncuran buku kolaborasi seniman dan desainer, Senin (8/11/2021).
Ia menambahkan dari total kasus anak dengan PJB, anak PJB biru mendominasi 30 persen yang mendapat tindakan operasi atau pertolongan medis dari YJI.
Baca Juga: Timbul Rasa Sakit di Area Leher, Waspadai Tanda Serangan jantung
Ini karena jika dibiarkan menunggu terlalu lama, Esti dan tim menemukan anak PJB biru sudah lebih dulu meninggal, saat hendak mendapatkan tindakan pembedahan jantung yang tergolong rumit itu.
"Jadi proses tunggu administrasi dan sebagainya bisa sampai 2 tahun, dan selama waktu itu untuk kasus biru ini telat," papar Esti.
Mirisnya lagi, sangat sedikit di Indonesia yang bisa melakukan tindakan pembedahan jantung anak yang tergolong rumit, dibanding pada jantung orang dewasa. Hal ini juga menambah panjang proses durasi tunggu pasien anak dengan PJB itu.
"Kebanyakan kami harus refer ke rumah sakit jantung harapan kita. Kalau saja lebih banyak lagi center yang bisa melakukan kasus yang complicated, mungkin akan lebih banyak yang terbantu," tuturnya.
Esti mengatakan anak yang ditolong, adalah mereka yang lahir dengan latar belakang keluarga pra sejahtera, yang berada di daftar prioritas YJI, melalui pendaftaran di 40 cabang YJI di 30 provinsi Indonesia.
Baca Juga: Sering Kerja Lembur Bikin Sakit Jantung, Dokter Jelaskan Penyebabnya
"Bisa menghubungi yayasan jantung di daerah mereka, nanti dari provinsi atau kabupaten kota setempat bisa menghubungi ke pusat," pungkas Esti.
Sementara itu, di momen 4 dekade YJI berdiri diterbitkan buku “Berdetak 4 Dekade Yayasan Jantung Indonesia”.
Buku ini lahir berbentuk coffee table book, buku yang dimaknai sebagai literasi dalam mengulas kembali sejarah pendirian dan perjalanan YJI.
Sekaligus buku ini bisa mengedukasi masyarakat tentang kesehatan jantung dan dedikiasi para pendiri, pengurus, dokter dan relawan selama 40 tahun untuk menurunkan angka penyakit jantung dan kardiovaskular di Indonesia.