Belajar dari Kasus Bullying Aurora Ribero, Dampak Perundungan terhadap Harga Diri Anak

Senin, 08 November 2021 | 15:52 WIB
Belajar dari Kasus Bullying Aurora Ribero, Dampak Perundungan terhadap Harga Diri Anak
Artis Aurora Ribero berpose saat berkunjung di Kantor Redaksi Suara.com, Jakarta, Selasa (4/12). [Suara.com/Muhaimin A Untung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Artis cantik Aurora Ribero mengatakan bahwa dirinya pernah menjadi korban bullying oleh teman-teman sekolahnya. Perundungan ini terjadi ketika ia masih berada di bangku Sekolah Dasar.

"Di-bully aku, kalo (pas) SD. Dulu kan aku gendut, terus aku item dekil gitu, dulu pas SD. Dibilang gajah bengkak. Jahat banget ya," ujar Aurora dalam tayangan video yang diunggah Dodit Mulyanto.

Artis keturunan Italia - Manado ini mengaku memiliki kulit gelap karena suka ke pantai.

Dari kasus Aurora Ribero ini, kita sadar bahwa bullying di sekolah sebenarnya sangat umum terjadi. Padahal, bullying dapat merugikan korban, terutama dalam cara mereka memandang diri sendiri.

Baca Juga: Garang di Lapangan, Siapa Sangka Bonucci Pernah Jadi Korban Bullying

Studi menunjukkan anak yang berulang kali terkena bullying dilaporkan memiliki harga diri yang rendah dan tingkat depresi serta kecemasan lebih tinggi.

Aurora Ribero (YouTube.com)
Aurora Ribero (YouTube.com)

Menurut Verywell Family, anak-anak yang sering menjadi sasaran bully sering kali menderita secara emosional maupun sosial. Mereka tidak hanya kesulitan mencari teman, tetapi juga mempertahankan pertemanan yang sehat.

Kesulitan tersebut berhubungan langsung dengan harga diri yang rendah pada korban bully. Kurangnya harga diri merupakan dampak langsung dari hal-hal jahat serta menyakitkan dari bully-an anak-anak lain terhadap mereka.

Ketika anak-anak terus-menerus disebut "gemuk" atau "jelek", mereka mulai percaya bahwa hal-hal tersebut benar.

Korban bullying juga cenderung mengalami berbagai macam emosi, seperti marah, tidak berdaya, frustasi, kesepian, dan tersolasi dari teman-temannya yang lain. Akibatnya, mereka menjadi bolos sekolah, dan lain-lain.

Baca Juga: Anak Jadi Korban Bullying, Bagaimana Sebaiknya Orangtua Bersikap?

Jika tidak ada intervensi yang dilakukan kepada korban, pada akhirnya anak-anak dapat mengembangkan apa yang dikenal sebagai 'ketidakberdayaan yang dipelajari' atau learned helplessness, yakni keyakinan bahwa ia tidak mampu mengubah situasi. Akibatnya, mereka berhenti mencoba dan siklus menuju depresi menjadi lebih parah.

Hal itu menyebabkan perasaan putus asa dan keyakinan bahwa tidak ada jalan keluar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI