Suara.com - Rokok tembakau telah menyebabkan 8 juta kematian setiap tahunnya, karena memicu penyakit serius, seperti penyakit kardiovaskular, gangguan paru-paru, kanker, diabetes, dan lainnya.
Apalagi, pandemi virus corona Covid-19 sekarang ini yang memberikan tekanan tambahan di bidang sosial dan ekonomi. Kondisi ini mungkin semakin mendorong keinginan seseorang merokok tembakau.
Dari 1,3 miliar orang yang merokok tembakau di seluruh dunia, sebanyak 60 persen pengguna ingin menghentikan kebiasaannya tersebut. Tapi, hanya 30 persen orang yang berhasil mendapatkan akses dan bantuan untuk berhenti merokok.
Perawatan medis yang aman dan efektif untuk membantu seseorang berhenti merokok telah tersedia. Tapi, tidak semua orang bisa mengaksesnya dan mungkin belum memadai.
Baca Juga: Suntikan Booster Vaksin Covid-19 Pfizer Bisa Sebabkan Limfadenopati, Apa Itu?
Setiap dua tahun dilansir dari laman resmi WHO, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menerbitkan Daftar Model Obat Esensial (EML), kumpulan obat-obatan yang dianggap penting oleh para ahli WHO.
Tujuan dari daftar obat-obatan yang dianggap penting ini untuk memandu otoritas nasional tentang jenis obat-obatan yang harus tersedia di negara tersebut.
Pada 1 Oktober 2021, WHO mengumumkan daftar obat-obatan yang sudah diperbarui. Sebelum daftar ini diperbarui, hanya terapi penggantian nikotin yang terdaftar sebagai obat esensial bagi orang yang ingin berhenti merokok tembakau.
Terapi penggantian nikotin bekerja dengan memasok nikotin dalam bentuk alternatif, seperti permen karet untuk jangka waktu terbatas yang membantu mengurangi gejala penarikan nikotin.
Setelah daftar ini diperbarui, WHO menambahkan 2 obat baru yang bisa membantu seseorang berhenti merokok tembakau. Dua obat ini menunjukkan perubahan yang kuat dalam melawan kebiasaan merokok.
Baca Juga: Andi Sudirman: Alhamdulillah 2,8 Juta Warga Sulsel Sudah Terima Vaksin Covid-19
Dua obat itu termasuk bupropion dan varenicline, yang bekerja dengan cara berbeda sebagai pengganti nikotin. Obat-obatan baru ini bisa mengurangi keinginan merokok tanpa menggantikan nikotin.
Jadi, obat ini bisa membantu seseorang berhenti merokok tembakau dan mengurangi ketergantungan terhadap nikotin secara perlahan.
Bupropion dan varenicline juga terbukti sebagai obat yang paling aman dan efektif untuk berhenti merokok bagi pengguna yang kesulitan berhenti merokok tembakau.
Penambahan obat-obatan baru ini ke EML merupakan sinyal bagi otoritas nasional, profesional kesehatan masyarakat, dokter, dan masyarakat umum bahwa sudah ada opsi tambahan bila seseorang ingin berhenti merokok.
Orang yang ingin berhenti merokok tembakau harus mendapatkan saran dari penyedia layanan kesehatan primer terlebih dahulu. Jika mereka tidak bisa berhenti dengan konsultasi tersebut, maka waktunya mencuri opsi tambahan yang mencakup intervensi perilaku melalui jalur berhenti, aplikasi kesehatan seluler, dan bot obrolan.
Selain terapi pengganti nikotin, tersedianya obat bupropion dan varenicline semakin memberikan dukungan kuat bagi orang yang ingin berhenti merokok tembakau.
Adanya opsi tambahan ini, profesional kesehatan dapat membantu memilih terapi dan pilihan terbaik untuk mendukung seseorang yang ingin berhenti merokok tembakau.