Suara.com - Ada beberapa kandungan skincare yang harus dihindari ibu hamil karena dikhawatirkan dapat menganggu perkembangan janin.
Hal tersebut dikatakan oleh Spesialis Kulit dan Kelamin dr. Arini Astasari Widodo, Sp.KK. Kata dokter Arini, ibu hamil bisa melakukan cek pregnancy category untuk melihat kandungan skincare mana yang aman dan tidak aman, bahkan membahayakan bagi ibu hamil.
"Kategori A dan B biasanya dianggap masih aman untuk digunakan selama kehamilan. Tapi dalam kategori X, itu sama sekali tidak boleh digunakan dalam kehamilan," ujar dokter Arini dalam acara diskusi beberapa waktu lalu.
Pregnancy category atau kategori obat berisiko pada kehamilan ini terdiri dari 5 kelompok A, B, C, D, atau X, karena berisiko menyebabkan cacat lahir jika digunakan selama kehamilan.
Baca Juga: Bidan Sarankan Ibu Hamil Pijat Perineum Jelang Persalinan, Ini Manfaatnya!
Pregnancy category ini dikeluarkan oleh BPOM Amerika Serikat yakni FDA. Apalagi berdasarkan pertimbangan etik, penelitian obat dengan perempuan hamil tidak mungkin dilakukan, dan penelitian pada hewan tidak bisa disamakan dengan manusia.
"Oleh karena itu banyak kandungan skincare yang sampai saat ini tidak dapat dites dan diketahui apakah aman digunakan dalam kehamilan," tutur dokter Arini.
Sehingga jika menggunakan skincare sebaiknya dilakukan seperlunya selama sedang hamil dan menyusui. Ditambah dokter Arini sarankan jangan lupa berkonsultasi dengan dokter kandungan, atau dokter anak masing-masing sebelum menggunakan skincare.
"Contoh produk yang aman digunakan pada kehamilan, vitamin C, niacinamide, hyaluronic acid, glycolic acid," tuturnya.
Adapun bahan skincare yang sebaiknya dihindari selama kehamilan di antara lain, derivat vitamin A seperti retinol dan retinoid, pemutih seperti hydroquinone, dan BHA lebih dari 2 persen.
Baca Juga: Lembaga Penelitian Inggris Pelajari Dampak Jangka Panjang Covid-19 pada Ibu Hamil
"Direkomendasikan untuk menggunakan physical sunscreen, seperti zinc oxide dan titanium dioxide, ketimbang mineral sunscreen berupa avobenzone, oxybenzone dan lainnya," pungkas dokter Arini.