Masalah Obesitas Dapat Meningkatkan Risiko Kanker, Ini Penyebabnya

Minggu, 07 November 2021 | 19:01 WIB
Masalah Obesitas Dapat Meningkatkan Risiko Kanker, Ini Penyebabnya
lemak perut, obesitas, perut buncit (Pixabay/jarmoluk)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penambahan berat badan secara berlebihan dapat berkontribusi pada masalah obesitas. Tak hanya itu, ternyata obesitas juga sangat mungkin meningkatkan risiko terjadinya kanker.

Dikatakan, laki-laki gemuk dengan masalah diabetes, jantung, dan stroke mengalami satu dari enam kematian akibat kanker. Sementara itu, satu dari tujuh kematian akibat kanker pada perempuan juga terjadi pada orang yang memiliki masalah obesitas.

Melansir Healthshots, menurut National Cancer Registry Program (NCRP), jumlah kasus kanker kemungkinan akan meningkat dari 13,9 lakh (satuan Bangsa India setara seratus ribu) pada tahun 2020, menjadi 15,7 lakh pada tahun 2025.

Artinya, masalah obesitas akan meningkat hampir sebesar 20 persen.

Baca Juga: Peneliti dari Universitas Cambridge Yakin Telah Menemukan Cara Mengatasi Obesitas via Gen

Selain itu, kanker seperti kanker mulut, paru-paru dan kolorektal, telah memengaruhi kelompok usia 20-50 tahun, di mana ini terjadi pada kelompok usia produktif.

Sementara itu, Direktur Unit Bedah Onco dari Rumah Sakit Fortis Mumbai Dr. Anil Heroor mengatakan, hampir enam jenis kanker terkait obesitas meningkat di antara orang di bawah usia 50 tahun.

"Ini adalah kanker usus besar atau dubur, kanker pankreas, kanker ginjal, kanker kandung empedu, kanker rahim, dan multiple myeloma," ungkapnya.

"Kanker ini sering sulit ditemukan pada orang yang lebih muda, sampai penyakitnya lanjut dan lebih sulit diobati," lanjut Dr. Anil.

Lalu, bagaimana obesitas bisa meningkatkan risiko kanker?

Baca Juga: Tenaga Keperawatan Onkologi di Indonesia Perlu Diperkuat, Ini Alasannya

Menjawab pertanyaan itu, Dr. Anil mengatakan, mengatakan ada lemak dinamis yang bisa menyebabkan masalah disfungsional dan peradangan, yang pada akhirnya bisa berisiko terkena kanker.

"Banyak kanker terkait dengan obesitas berada di organ yang tertanam di bantalan lemak. Selain itu, kelebihan lemak juga dapat memengaruhi seluruh tubuh, sehingga ini bisa menimbulkan efek sistemik," ungkap Dr. Anil.

"Misalnya, orang dengan jaringan lemak disfungsional sering mengalami perubahan kadar hormone. Seperti insulin dan estrogen. Perubahan ini dapat merusak DNA, dan menyebabkan beberapa jenis kanker. Termasuk beberapa organ dan kanker darah multiple myeloma," lanjutnya.

Meski berisiko, Dr. Anil melanjutkan bahwa setidaknya sepertiga dari kanker umum ini dapat dicegah. Selain itu, ada faktor lain tentang bahaya kesehatan akibat obesitas.

"Sama seperti selama satu dekade, kami telah memberi tahu anak muda bahwa merokok dan mengunyah tembakau dapat membahayakan kesehatan. Dan kita perlu menyadarkan orang tentang obesitas tentang gaya hidup yang tidak sehat, di mana ini bisa menyebabkan kanker," pungkas Dr. Anil.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI