Suara.com - National Institutes of Health (NIH) mengumumkan akan mulai memelajari dampak jangka panjang dari virus corona Covid-19 pada ibu hamil.
Badan kesehatan tersebut mengatakan bahwa mereka akan mendukung studi tindak lanjut 4 tahun mengenai efek potensial pada 1.500 ibu hamil yang terinfeksi virus corona Covid-19.
Penelitian ini juga akan memeriksa kondisi keturunan dari para ibu hamil tersebut. Para peneliti ingin mencari tahu anak-anak yang dilahirkan dari ibu hamil yang terinfeksi virus corona Covid-19 akan mengalami efek kesehatan jangka panjang atau tidak.
Studi ini juga akan mendaftarkan beberapa peserta dari studi sebelumnya oleh Jaringan Unit Pengobatan Maternal-Fetal (MFMU), yang didukung oleh Institut National Kesehatan Anak dan Pengembangkan Manusia (NICHD) Eunice Kennedy Shriver dari NIH.
Peserta studi ini mengambil dari sekelompok pasien virus corona Covid-19 tanpa gejala dan bergejala selama masa kehamilan serta melahirkan di rumah sakit. Kelompok ini terdiri dari 4.100 orang.

Para peneliti yang dipimpin oleh Dr. Torri Metz dari Fakultas Kedokteran Universitas Utah, akan menilai gejala pasien secara berkala dan mengevaluasi kondisi kesehatan anaknya, terutama terkait dengan kondisi kesehatan neurologis dan kardiovaskular mereka.
Penelitian ini bertujuan untuk memahami berapa proporsi pasien virus corona Covid-19 yang masih dalam masa kehamilan. Sehingga, temuan dari penelitian ini bisa membantu mengurangi gejala sisa pasca-akut dari infeksi virus corona Covid-19 maupun Long Covid-19.
Mereka berusaha mencuri tahu tingkat keparahan infeksi virus corona Covid-19 selama masa kehamilan akan mempengaruhi risiko seseorang mengalami Long Covid-19 atau tidak.
Selain itu, mereka juga berusaha mencuri bagaimana proporsi pasien yang mengembangkan Long Covid-19 setelah terinfeksi virus corona Covid-19 selama kehamilan dibandingkan wanita yang tidak hamil.
Baca Juga: Studi: Ibu Hamil dan Menyusui Merespons Dosis Pertama Vaksin Covid-19 Lebih Lambat
"Upaya ini merupakan bagian dari Inisiatif Researching Covid-19 to Enchange Recovery (Recover), yang bertujuan untuk memahami penyebab beberapa individu yang terinfeksi virus corona tidak sepenuhnya pulih atau mengalami gejala setelah pemulihan," kata NIH dikutip dari Fox News.