Varian Baru Covid-19 Bikin Masalah, Pakar Soroti Pentingnya Whole Genome Sequencing

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 04 November 2021 | 18:35 WIB
Varian Baru Covid-19 Bikin Masalah, Pakar Soroti Pentingnya Whole Genome Sequencing
Ilustrasi Covid-19 [Foto: Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Varian baru Covid-19 kini telah ditemukan di sejumlah negara. Untuk mencegahnya jadi masalah di Indonesia, pakar mengingatkan pentingnya whole genome sequencing.

Pakar ilmu kesehatan dari Universitas Indonesia Prof Tjandra Yoga Aditama mengemukakan pemeriksaan whole genome sequencing untuk mengetahui penyebaran mutasi virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 di Indonesia masih perlu ditingkatkan.

"Karena kita bicara tentang varian baru, maka jumlah pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) harus terus ditingkatkan dari waktu ke waktu," kata Tjandra Yoga Aditama melalui pernyataan tertulis di Jakarta.

Laporan dari lembaga pengumpul data genom, GISAID, per 1 November 2021 menunjukkan bahwa Indonesia sudah mengirimkan 8.350 sampel. Sementara Singapura sudah mengirimkan 8.970 sampel, Filipina mengirim 12.681 sampel, India mengirim 72.325 sampel WGS ke GISAID kata Tjandra menambahkan.

Baca Juga: Cara Memperbaiki Data Sertifikat Vaksin Covid-19 yang Salah di pedulilindungi.id

Ilustrasi genome. [Shutterstock]
Ilustrasi genome. [Shutterstock]

"Tentu tidak terlalu tepat juga kalau membandingkan dengan negara maju, tetapi Amerika Serikat memang sudah memasukkan 1.466.011 WGS sampel ke GISAID dan Inggris sudah mengirimkan 1.109.311 sampel," katanya.

Menurut Tjandra WGS di Indonesia perlu ditingkatkan lagi sebagai upaya menghalau masuknya varian baru SARS-CoV-2 dari luar negeri maupun mutasi domestik.

Selain aktif melaporkan sampel WGS, Mantan Dirjen P2P dan Kepala Balitbangkes itu mendorong pembatasan sosial serta 3T berupa test, telusur dan terapi untuk mencegah serangan gelombang lanjutan.

"Berikutnya terus meningkatkan vaksinasi," katanya.

Data Kementerian Kesehatan per 31 Oktober 2021, kata Tjandra, menunjukkan 35,44 persen warga sudah mendapat vaksinasi dua kali, artinya masih sekitar 65 persen masyarakat sasaran yang belum dapat perlindungan secara lengkap.

Baca Juga: INFOGRAFIS : Vaksinasi Penyitas Covid

"Di pihak lain, karena cakupan vaksinasi lansia adalah 24,57 persen, maka artinya tiga perempat kaum lansia Indonesia belum mendapat perlindungan optimal dengan vaksinasi lengkap ini," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI