"Penelitian ini terjadi karena tidak tersedianya tes rutin bagi pasien virus corona Covid-19. Saat pasien mengalami komplikasi mengancam jiwa, mereka cenderung tidak memperhatikan pendengarannya berkurang atau tidak. Mereka menderita tinnitus atau tidak," kata Stankovic.
Stankovic pun menegaskan bahwa temuannya benar-benar menyerukan peningkatan gejala audiovestibular pada orang dengan virus corona Covid-19.