Kenali Mythomania, Penyakit yang Bikin Orang Suka Berbohong

Yasinta Rahmawati Suara.Com
Kamis, 04 November 2021 | 15:19 WIB
Kenali Mythomania, Penyakit yang Bikin Orang Suka Berbohong
Ilustrasi berbohong (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Berbohong merupakan perilaku yang umum dilakukan manusia. Biasanya ada alasan di balik kebohongan tersebut. Namun bagi pembohong patologis (mythomania), tak perlu alasan khusus untuk melakukannya.

Dikutip dari Healthline, kebohongan patologis, juga dikenal sebagai mythomania dan pseudologia fantastica, adalah perilaku kronis dari kebohongan kompulsif atau kebiasaan.

Berbeda dengan white lies, di mana seseorang berbohong demi menghindari menyakiti orang lain, mythomania cenderung berbohong tanpa alasan yang jelas.

Pengidap mythomania bisa merugikan diri mereka sendiri dengan perilaku mereka, tetapi mereka terus melakukannya terlepas dari konsekuensinya‌.

Baca Juga: Sambil Menahan Tangis, Nani Sebut Cinta Tomi Penuh Kebohongan di Sidang Sate Beracun

Kondisi mental, seperti gangguan kepribadian antisosial (kadang-kadang disebut sosiopati) ditengarai sebagai penyebab kondisi ini meskipun tak selalu.  Ada juga mythomania yang tidak memiliki alasan medis untuk perilaku tersebut.

Ilustrasi Berbohong (adobe stock)
Ilustrasi Berbohong (adobe stock)

Beberapa bukti dari 2007 juga menunjukkan bahwa masalah yang mempengaruhi sistem saraf pusat dapat mempengaruhi seseorang menjadi mythomania. Trauma atau cedera kepala mungkin juga berperan dalam kebohongan patologis, bersama dengan kelainan rasio hormon-kortisol.

Untuk mencari tahu apakah seseorang adalah pengidap mythomania, para ahli menyimpulkan dari empat perilaku berikut, dilansir dari WebMD.

1. Berlebihan dalam berbohong

Penderita mythomania lebih sering berbohong dari kebanyakan orang. Meski kebohongan yang mereka katakan juga bisa aneh dan mudah dibantah, mereka juga mungkin mengarang cerita yang terdengar cukup nyata sehingga orang lain mempercayainya. Tak jarang akan ada lebih banyak kebohongan untuk mendukung kebohongan sebelumnya.

Baca Juga: Rachel Vennya Mengaku Tak Dikarantina, Netizen: Berbohong pun Aku Nggak Percaya

2. Berbohong tanpa alasan yang jelas

Kebanyakan orang akan berbohong untuk menghindari konsekuensi yang tidak menyenangkan, seperti mengatakan alasan terlambat karena macet daripada mengakui kalau sebenarnya ketiduran.

Sementara, mythomania tidak memiliki motif yang jelas. Mereka bisa menceritakan kisah yang tidak menguntungkan mereka dan mungkin benar-benar menyakiti mereka sendiri ketika kebenaran terungkap.

3. Masalah jangka panjang

Mythomania dapat terjadi selama bertahun-tahun. Itu dimulai ketika seseorang masih muda dan berlanjut tanpa batas dan di semua bidang kehidupan. Sayangnya, sisi ketidakjujuran mereka mungkin adalah hal yang paling diingat orang tentang mereka.

4. Tidak ada penyakit mental lainnya

Pengidap mythomania mungkin memiliki kondisi mental lain seperti depresi atau kecemasan. Tapi itu bukan penyebab kebohongan mereka. Mythomania adalah suatu kondisi, bukan gejala dari sesuatu yang lain.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI