6 Tanda Anak Kecanduan Gadget, Paling Parah Jago Bohong!

Kamis, 04 November 2021 | 11:30 WIB
6 Tanda Anak Kecanduan Gadget, Paling Parah Jago Bohong!
Ilustrasi anak kecanduan gadget. (Pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gawai atau juga dikenal dengan gadget telah memudahkan akses untuk setiap orang. Tidak hanya mengakses konten atau hiburan, gadget juga telah menjadi kebutuhan masyarakat, termasuk bagi anak-anak.

Bahkan, pandemi Covoid-19 juga membuat pembalajaran dilakuakan lewat gadget.  Meski demikian, penggunaan gadget yang berlebihan juga bisa mengarah pada kecanduan

Sehingga penggunaan gadget bukan lagi kebutuhan, melainkan bisa berujung pada adiksi. Hal ini telah diungkap oleh Psikolog Anak Diana Raha, M. Psi., dalam acara Wake Up Wakaf bertajuk Mengatasi Kecanduan Gadget Pada Anak Dan Remaja, Kamis (4/11/2021).

Berikut tanda-tandanya jika anak Anda sudah kecanduan gadget.

Baca Juga: Pakai Internet Tanpa Pengawasan Orangtua, 3 Jenis Kecanduan Internet Mengintai Anak-anak

Ilustrasi anak kecanduan gadget (Shutterstock)
Ilustrasi anak kecanduan gadget (Shutterstock)

Mengalami gangguan fisik

Tanda yang terjadi jika anak kecanduan bermain gadget adalah, mulai mengalami gangguan fisik. Seperti mata, gangguan tidur, nyeri punggung, hingga gangguan nutrisi.

“Seringkali ada keluhan-keluhan fisik. Seperti kasus anak yang mengalami lazy eyes, atau tambahan memakai kacamata secara khusus yang meningkat tajam,” ungkap Diana Rahma.

“Ada juga gangguan tidur, dan ini jumlahnya cukup banyak. Dan sebagian dari yang saya dampingi, semuanya kesulitan tidur kalau malam. Jadi akibatnya ketika pagi hari masuk sekolah, mereka kesulitan untuk refresh dan fokus pada pelajaran,” lanjutnya.

Bermasalah pada pengaturan waktu

Baca Juga: Kenali Gejala Anak Anda Kecanduan Internet

Orang yang bermain gadget akan tahu batas tentang pengaturan waktu. Tapi bila ini terjadi pada anak Anda, tentunya ini berisiko pada masalah pengaturan waktu. Di mana jika sudah kecanduan, tidak ada waktu lain yang dikerjakan selain bermain gadget.

“Dan anak mengalami yang namanya susah berpisah dengan gadget. Bahkan beberapa anak mengalami tantrum dan juga memperlihatkan perilaku yang tidak sehat. Seperti menyakiti diri mereka sendiri,” ungkapnya.

“Bahkan bangun tidur pun langsung cari gadget,” lanjut Diana.

Kehilangan ketertarikan dengan dunia luar

Bermain gadget memang sudah menjadi kebutuhan dan hiburan bagi diri sendiri, terutama anak yang perlu refreshing. Tetapi, jika anak sulit dikendalikan bahkan jauh dari pengawasan orangtua, anak akan mengalami ketertarikan dengan dunia luar selain bermain gadget setiap saat.

“Kalau dipanggil makan hanya dijawab ntar ntar, padahal sebelum pandemi, mungkin anak mengalami rasa lapar ya. Tapi dengan gadget, itu bisa mengenyangkan mereka. Maka dari itu, mereka sulit tertarik dengan dunia luar, mulai dari ngobrol dengan keluarga misalnya,” ungkap Diana.

“Jadi ini salah satu tanda yang harus kita waspadai,” tambah Diana Rahma.

Mengalami gangguan regulasi emosi

Ketika anak kecanduan bermain gadget, anak akan mengalami mood yang turun drastis. Tidak hanya itu, anak juga akan mengalami yang namanya khawatir berlebihan dan juga mudah marah.

“Jadi anak gampang sekali baperan dan sensitif jika ada hal yang sepele,” kata Diana Rahma.

Berpotensi mengalami gangguan akademik

Ada ungkapan jika terlalu banyak bermain game bisa mengakibatkan gangguan akademik. Salah satunya penurunan nilai pelajaran. Tentunya, Diana mengatakan, anak bisa mengalami tanda ini jika sudah kecanduan bermain gadget.

“Ketika anak mulai kecanduan gadget, ada potensi gangguan di area lain. Misalnya akademis dan juga sosial. Tak hanya itu, adanya gangguan konsentrasi, malas belajar, dan juga mengisolasi dirinya sendiri,” ungkap Diana.

Rentan melakukan perilaku negatif lain, seperti berbohong

Tanda terakhir yang terjadi pada anak adalah, anak bisa melakukan perilaku negatif lain akibat kecanduan gadget. Salah satunya mulai berbohong untuk menutupi rahasianya, mengambil barang yang bukan miliknya, dan juga menyakiti orang lain.

“Anak rentan terdorong melakukan negatif lain, seperti berbohong yang sering kita dengar, juga mencuri uang orangtua untuk isi pulsa dan kuota internet,” pungkas Diana Rahma.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI