Tanpa disadari, penggunaan bahan kimia berbahaya dan pestisida turut berperan penting dalam kepunahan satwa liar. Contohnya, Anda mungkin menganggap lebah dan belalang merupakan hewan yang tidak terlalu penting dalam ekosistem kita.
Faktanya, lebah dan belalang adalah serangga yang menyeimbangkan ekosistem dengan memberi makanan dan nutrisi bagi hewan lain. Selain itu, lebah juga bisa bertindak sebagai penyerbuk yang menyuburkan tanaman.
Dalam hal ini, pertanian makanan organik pun turut melindungi satwa liar. Karena, petani organik hanya menggunakan sedikit pestisida, yang juga berasal dari bahan-bahan alami.

3. Kesejahteraan hewan
Jika Anda mengonsumsi daging dan produk susu, Anda harus mempertimbangkan kesejahteraan hewan itu sendiri dalam rantai produksi makanan.
Kesejahteraan hewan adalah prioritas utama bagi petani organik. Mereka memelihara dan memperlakukan hewan berdasarkan kebutuhan dan perilaku alami mereka, sehingga memungkinkan mereka berkeliaran di habitat yang luas dan menikmati ruang luar yang sangat diperlukan.
4. Mengatasi perubahan iklim
Penggunaan bahan kimia dan pestisida dalam pertanian non-organik juga berkontribusi pada percepatan perubahan iklim. Bahan kimia itu bisa menyebabkan kontaminasi jangka panjang pada pasokan air hingga menyebabkan degradasi dan erosi tanah. Karena itu, makanan non-organik tidak bermanfaat bagi lingkungan kita.
Para ahli makanan organik mengatakan pertanian organik justru membantu memperkaya tanah dan meningkatkan aktivitas biologis di bawah tanah dengan menggunakan kompos sebagai pupuk utamanya.
Baca Juga: Peneliti Temukan Antibodi yang Diprediksi Dapat Melawan Segala Infeksi Virus Corona
Selain itu, pertanian organik membuat pasokan air tetap jernih dan bersih dengan menghalangi limpasan beracun dari bahan kimia dan pestisida. Singkatnya, konsumsi makanan organik juga berperan penting dalam mengatasi fenomena perubahan iklim.