Satu Tahun Menikah Tapi Belum Punya Anak, Benarkah Perempuan Tidak Subur?

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Rabu, 03 November 2021 | 15:05 WIB
Satu Tahun Menikah Tapi Belum Punya Anak, Benarkah Perempuan Tidak Subur?
Ilustrasi tidak subur.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hampir setiap pasangan menikah ingin memiliki anak dan keturunan. Tapi, seringkali mereka mengahadapi masalah ketidaksuburan, yang indikasinya ialah tidak terjadi kehamilan setelah pasangan melakukan intercourse tanpa kontrasepsi selama satu tahun.

Meski demikian, di masyarakat sendiri masih ada stigma terkait ketidaksuburan. Seringkali, perempuan disalahkan akibat terjadinya ketidaksuburan tersebut.

Dalam keterangannya, dr. Dwi Silvia Indrasari SpOG(k) FER yang berpraktek tetap di Klinik Blastula IVF Siloam Hospitals Sriwijaya mengatakan bahwa anggapan itu harus mulai diluruskan.

Menurut The National Infertility Association, sekitar 35 persen masalah infertility datang dari pria, 35 persennya dari perempuan, dan sisanya dari kedua belah pihak, atau karena sebab yang tidak dapat dijelaskan.

Baca Juga: Dari Kondisi Fisik hingga Kehamilan, Ini Tanda Bumil Bakal Melahirkan secara Caesar

"Karenanya, bila sang istri tidak kunjung hamil, hal ideal adalah pasutri harus bersama melakukan pemeriksaan. Sangat tidak adil bila suami atau orangtua menuduh wanita sebagai pihak yang memiliki kekurangan," tutur Dwi Silvia Indrasari.

Lebih lanjut, Dwi Silvia, mengungkapkan bahwa penyebab gagalnya kehamilan dengan 2,9 persen infertilitas prrmier dan 10,8 infertilitas sekunder yang dapat berupa: Unexplained infertility, Subfertilitas sperma derajat ringan, Endometriosis ringan, Kelainan ovulasi, Kelainan ejakulasi, kelainan lendir serviks, Faktor imunilogis serta yang disebut kombinasi Infertility.

Sementara itu, dr. Oriza SpOG (k) FER., secara spesifik mengulas mengenai PCOS (polycystic ovarium syndrome). Gangguan ini kerap dikenal dengan beberapa gejala yaitu adanya gangguan haid, gangguan ovulasi (pematangan sel telur), dan hiperandrogenisme atau kelebihan hormon pada pria yang umumnya disebabkan gaya hidup, obesitas, stress, mikrobienta, polusi lingkungan, dioksin dan lainnya yang masih terus diteliti para ahli.

"Ada pula penyebab ketidak suburan dari pasutri yang disebabkan dari faktor medis tertentu dan faktor psikologis. Misalnya terjadinya gangguan ovulasi pada pasangan perempuan dan gaya hidup tidak sehat dari pria. Untuk jangka pendek, penanganan ketidak suburan melalui menginduksi ovulasi, mengurangi kadar androgen dalam sirkulasi," ungkap dokter Oriza.

Oriza yang merupakan dokter spesialis kandungan di Siloam Hospitals Sriwijaya ini menambahkan pada penanganan ketidaksuburan jangka panjang, melalui perubahan gaya hidup pasutri guna mendapatkan berat badan ideal, normal yang otomatis akan menurunkan resiko penyakit jantung koroner pun diabetes militus dengan menghindari efek hiperinsulinemia.

Baca Juga: Taliban Segera Izinkan Anak Perempuan Afghanistan Kembali Bersekolah

Menutup sesi edukasi, dr. Variantono Azwar Sp.OG( k) FER, MM., menjelaskan mengenai Endometriosis, yaitu suatu gangguan pada jaringan yang umum melapisi rahim lalu tumbuh diluar rahim.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI