Suara.com - Sebuah analisis yang terbit di jurnal BMJ Open menunjukkan suplemen zinc atau seng dapat mencegah gejala infeksi saluran pernapasan, seperti batuk, hidung mampet, dan sakit tenggorokan. Selain itu, suplemen ini juga dapat mengurangi durasi penyakit.
Tetapi, peneliti memperingatkan bahwa kualitas bukti yang menjadi dasar temuan ini bervariasi, serta tidak jelas formulasinya atau dosis optimal dari nutrisi ini untuk mendapat manfaat tersebut.
Infeksi saluran pernapasan termasuk pilek, flu, sinusitis, pneumonia, dan Covid-19. Sebagian besar infeksi ini akan sembuh dengan sendirinya, tetapi tidak semua.
Sementara itu, zinc memiliki peran kunci dalam kekebalan, peradangan, cedera jaringan, tekanan darah dan respons jaringan ketika kekurangan oksigen.
Baca Juga: Studi: Antibodi Alami dari Infeksi Virus Corona Covid-19 Bisa Bertahan 10 Bulan
Dari manfaat yang diberikan, para peneliti mencoba mengevaluasi zinc untuk pencegahan dan pengobatan infeksi saluran pernapasan lain, termasuk Covid-19.
Ketika ulasan terbit, hasil dari beberapa uji klinis yang relevan belum tersedia. Sehingga, ulasan ini hanya mencakup 28 uji klinis yang melibatkan 5446 orang dewasa, yang terbit dalam 17 basis data penelitian Inggris dan Cina hingga Agustus 2020.
Tetapi, tidak ada uji coba yang secara khusus menganalisis manfaat zinc untuk pencegahan atau pengobatan Covid-19.
Formula zinc yang paling umum digunakan adalah tablet hisap, diikuti semprotan hidung dan gel mengandung seng asetat atau glukonat. Dosisnya bervariasi, tergantung pada formulasi dan kegunaannya, untuk pencegahan atau pengobatan.
Analisis ini menunjukkan bahwa tablet hisap zinc atau semprotan hidung dapat mencegah 5 infeksi saluran pernapasan pada 100 orang per bulan.
Baca Juga: Infeksi Kutu Kemaluan, Kenali Penyebab dan Cara Mengobatinya
Efek positif tersebut paling efektif mencegah agar gejala tidak semakin parah. Tetapi hasil ini hanya dibuktikan oleh tiga penelitian.
Rerata, gejala akan hilang dua hari lebih awal dengan penggunaan semprotan zinc atau formulasi cair yang diberikan di bawah lidah (sublingual). Dalam seminggu pertama sakit, orang yang menggunakan obat ini juga dua kali lebih mungkin untuk sembuh.
Meski begitu, penggunaan zinc juga ada efek sampingnya, yakni mual, iritasi mulut atau hidung. Tetapi tidak ada dampak parah yang tercatat.
Namun, penggunaan zinc sublingual tidak mengurangi risiko gejala pilek setelah inokulasi rhinovirus, serta tidak ada perbedaan dalam durasi penyakit pada pasien yang menggunakan suplemen zinc dengan yang tidak.
"(Adanya) Manfaat marjinal, resistensi obat dan risiko potensial lain dari obat bebas maupun resep, menjadikan zinc sebagai alternatif 'alami' yang layak untuk penggunaan mandiri (infeksi saluran pernapasan) non-spesifik," jelas peneliti, lapor Medical Xpress.
Suplemen zinc juga memberi dokter pilihan dalam memanajemen pasien yang sangat membutuhkan waktu pemulihan cepat.
Meski begitu, dokter dan konsumen perlu menyadari ada ketidakpastian dalam kemanjuran jenis suplemen zinc, dosis, dan pemberian, serta sejauh mana kemanjuran itu mungkin dipengaruhi perubahan dari virus penyebab infeksi.
"Dan bagaimana tepatnya Zinc dapat memberikan efek terapeutik pada infeksi pernapasan, termasuk Covid-19, membutuhkan penelitian lebih lanjut," simpul peneliti.