Suara.com - Seperti halnya rambut di kepala, rambut kemaluan juga bisa terkena infeksi kutu. Kutu kemaluan atau kutu kelamin bisa menimbulkan sensasi sangat gatal.
Kutu yang bersarang di rambut kemaluan ini sangat mungkin berpindah ke rambut bagian tubuh lain seperti di area perut, dada, ketiak, hingga area jenggot.
Kutu kemaluan merupakan istilah umum dari parasit Phthirus pubis. Ukurannya hanya sepanjang 1-2 mm dan terlihat berbentuk seperti kepiting. Phthirus pubis menghisap darah sebagai cara ia bertahan hidup.
Parasit ini paling sering ditularkan selama aktivitas seksual sehingga digolongkan pula sebagai infeksi menular seksual. Kontak erat orangtua dengan anaknya dapat pula menularkan kutu tersebut.

Selain itu, bisa juga berpindah melalui sisir, seprai, selimut, handuk, atau pakaian yang terkontaminasi. Biasanya, orang yang memiliki infeksi menular seksual juga memiliki kutu kemaluan.
Pada saat pemeriksaan medis, penegakan adanya kutu di rambut kemaluan bisa dikonfirmasi melalui pemeriksaan visual. Bila terlihat ada Phthirus pubis yang bergerak, maka besar kemungkinan positif memiliki kutu di rambut kemaluan.
Apabila tidak ditemukan kutu dewasa, pemeriksaan mikroskopis biasanya dapat menemukan adanya telur kutu yang menempel pada batang rambut, dekat dengan permukaan kulit.
Kutu rambut kemaluan tidak dapat diatasi dengan obat kutu biasa yang tersedia di apotek atau toko obat. Dikutip dari situs Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin (Perdoski), ada tiga obat yang biasanya diresepkan oleh dokter.
1. Permetrin
Baca Juga: Bukan Virus Covid-19, Impor Mobil di Negara Australia Terhambat Gara-Gara Kutu, Kok Bisa?
Obat berbentuk krim ini cara pemakaiannya cukup mudah. Oleskan saja ke area yang terkena dan cuci bersih setelah 10 menit.