Tekanan Kerja Tinggi dan Susah Cuti, Ribuan Nakes di Singapura Mengundurkan Diri

Selasa, 02 November 2021 | 10:22 WIB
Tekanan Kerja Tinggi dan Susah Cuti, Ribuan Nakes di Singapura Mengundurkan Diri
Sejumlah petugas tenaga kesehatan menjemur pelindung wajah yang telah didekontaminasi di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran di Jakarta, Kamis (12/11/2020). [ANTARA FOTO/M Risyal Hdayat]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Singapura tengah mengalami krisis tenaga kesehatan (nakes) di rumah sakit, di tengah lonjakan kasus Covid-19.

Menteri Senior Negara Kesehatan Janil Puthucheary mengatakan, krisis terjadi akibat makin banyak nakes mengunduran diri.

Sekitar 1.500 petugas kesehatan keluar dari pekerjaannya hanya pada paruh pertama tahun 2021, dibandingkan dengan sekitar 2.000 per tahun sebelum pandemi, kata Janil.

Petugas kesehatan asing juga telah mengundurkan diri dalam jumlah yang lebih besar, tambahnya. Hampir 500 dokter dan perawat asing mengundurkan diri selama paruh pertama tahun 2021. Jumlah itu lebih banyak dibandingkan dengan sekitar 500 nakes selama tahun 2020 dan sekitar 600 pada 2019.

Baca Juga: Diperkirakan 2000 Orang Meninggal per Tahun Akibat Covid-19

Sejumlah tenaga kesehatan bersiap melakukan perawatan terhadap pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Jumat (22/1/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Sejumlah tenaga kesehatan bersiap melakukan perawatan terhadap pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Jumat (22/1/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Pengunduran diri itu sebagian besar diajukan karena alasan pribadi, untuk migrasi, atau pindah kembali ke negara asal mereka.

Janil mengutip pesan yang dia terima dari seorang anggota senior tim klinis yang menggambarkan kondisi petugas kesehatan yang terlalu banyak bekerja dan lelah. Para nakes tersebut merasa sedang 'lari maraton' yang tak kunjung usai.

“Oleh karena itu, tidak mengherankan jika tingkat pengunduran diri meningkat tahun ini,” kata Janil, dikutip dari Channel News Asia.

Ia juga mengungkapkan bahwa sebagian besar nakes tidak bisa mengambil cuti sejak 2020. Juga lebih dari 90 persen tidak dapat mengambil cutinya juga tahun ini.

“Proporsi ini lebih tinggi dibandingkan dua tahun terakhir. Petugas kesehatan kami telah melampaui panggilan tugas untuk merawat pasien mereka, ”kata Janil.

Baca Juga: BPK Temukan Ribuan Nakes Dapat Insentif Dobel Sampai Rp 50 Juta

Menurutnya, rumah sakit telah berusaha agar tidak banyak anggota staf yang bekerja lembur. Selama September, jumlah perawat yang bekerja rata-rata 160 hingga 175 jam per bulan, katanya.

Departemen Kesehatan juga menjangkau lebih banyak sukarelawan untuk bergabung dengan SG Healthcare Corps dan bekerja sama dengan rumah sakit swasta untuk membantu meringankan beban petugas kesehatan di rumah sakit umum. Selain itu Kemenkes Singapura pun meningkatkan perekrutan petugas kesehatan dari luar negeri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI