IDAI Minta Orangtua Tak Ragu Bawa Anak Vaksinasi Covid-19

Senin, 01 November 2021 | 18:26 WIB
IDAI Minta Orangtua Tak Ragu Bawa Anak Vaksinasi Covid-19
ilustrasi vaksinasi Covid-19. [Envato]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Piprim Basarah, Sp.A(K) meminta orangtua tidak ragu membawa anaknya yang berusia 6-11 tahun untuk divaksinasi Covid-19

Sebab penyuntikkan vaksin Covid-19 untuk usia tersebut telah mendapatkan izin darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) dan dipastikan aman. 

"Untuk semua orangtua, silakan jangan ragu untuk membawa putra-putri melakukan vaksinasi Covid-19. Ini menjadi program pemerintah juga karena anak-anak selain bisa tertular juga bisa menularkan," kata dokter Pimprim dalam konferensi pers virtual bersama Badan POM, Senin (1/11/2021). 

Menurut dokter Piprim, anak-anak yang tertular virus corona kebanyakan tidak bergejala. Tapi sangat berpotensi menularkan ke orang lain, terutama anggota keluarga yang tinggal satu rumah.

Baca Juga: Tambah Dosis Vaksin Covid-19 ke Taiwan, Amerika Serikat: Kami Tanpa Pamrih

"Jika menularkan kepada eyang atau kepada orang tua, om, tante yang ada komorbid tentu ini bisa sangat fatal akibatnya," ucapnya.

Selanjutnya, IDAI akan membuat panduat panduan lengkap mengenai syarat anak usia 6-11 tahun yang bisa disuntik vaksin Covid-19. Namun, prinsipnya, kata dokter Piprim, anaj dengan kondisi kesehatan tertentu tentu tidak bisa divaksinasi.

"Pada kondisi tertentu seperti imunokompromais atau anak sedang sakit keras dan menderita keganasan, gagal jantung, dan sebagainya tentu tidak bisa (divaksinasi). Tapi nanti detailnya IDAI akan mengeluarkan rekomendasi," ucapnya.

Hadir pula mantan Ketua IDAI Prof dr. Aman Pulungan, Sp.A(K)., pada konferensi pers tersebut. Menurut dokter Aman, vaksinasi Covid-19 bagi anak usia 6-11 tahun telah menjadi urgensi untuk dilakukan. 

Program tersebut juga untuk mendukung pelaksanaan sekolah tatap muka agar semakin aman dilakukan. 

Baca Juga: Selidiki Penularan Covid-19, China Tutup Disneylad Shanghai

"Sekolah tatap muka tidak bisa ditunda lagi. Sekitar 50 persen keluarga tetap belum mau sekolah tatap muka. Jadi  sebetulnya sekolah tatap muka ini belum sampai 50 persen dan kalau ini bisa segera kita lakukan tentulah developmental indeks anak yang selama 2 tahun yang turun akan meningkat," ucap dokter Aman.

Selain itu, dalam data kependudukan tercatat kalau 66 persen keluarga di Indonesia tinggal dan berkomunikasi erat antara anak dan lansia.

"Jadi kalau anak-anak sekolah dan terpapar, lansia juga ikut terpapar. Kita tidak bisa melindungi lansia saja, anak juga harus dilindungi dan," ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI