Prokes Jelang Natal dan Tahun Baru Akan Diperketat, Menkes: Kita Mati-matian Menjaga

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Senin, 01 November 2021 | 13:10 WIB
Prokes Jelang Natal dan Tahun Baru Akan Diperketat, Menkes: Kita Mati-matian Menjaga
Tangkapan layar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers yang dipantau daring, Senin (26/7/2021). (ANTARA/Devi Nindy)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menjelang liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin akan melakukan pengetat protokol kesehatan. Hal itu diambil untuk untuk mencegah kenaikan kasus positif Covid-19.

"Protokol kesehatan ini menjadi penting karena mumpung Indonesia sedang turun (kasus Covid-19) sekarang, kita ingin memastikan bahwa implementasi protokol kesehatan bisa kita lakukan dengan sebaiknya agar tidak terjadi lonjakan lagi terutama nanti menghadapi Nataru," kata Menkes Budi dikutip dari ANTARA.

Presiden Joko Widodo sendiri, menurut Budi, telah memberikan arahan agar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy menjadi koordinator untuk memastikan selama periode Natal dan Tahun Baru tidak terjadi lonjakan kasus Covid-19.

Ilustrasi virus corona. [Antara]
Ilustrasi virus corona. [Antara]

Nantinya, Kemenkes akan memastikan protokol kesehatan terus dijaga untuk menghindari kenaikan kasus secara signifikan seperti periode usai liburan sebelumnya.

Baca Juga: Makin Landai, Pertambahan Positif Covid-19 di Sumbar Hanya 3 Kasus

"Kami juga mati-matian akan mempertahankan ini karena akan banyak event internasional besar tahun depan," kata Budi.

Ia memberikan beberapa contoh seperti COP4 Minamata yang akan diadakan di Bali pada 2022.

Untuk itu akan diadakan beberapa proyek percontohan atau pilot project untuk acara internasional seperti pertemuan kesehatan taraf internasional dan event bulu tangkis.

Selain acara internasional, terus dipastikan juga protokol kesehatan diterapkan di sekolah-sekolah yang telah melakukan pembelajaran tatap muka yang dilaksanakan bersama dengan surveilans aktif.

Dia menjelaskan bahwa terdapat sekolah yang dilaporkan memiliki kasus Covid-19 dengan jumlah yang relatif sedikit. Data itu sendiri dapat diakses oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan pemerintah daerah sampai ke tingkat kabupaten/kota.

Baca Juga: Lepas Dari Wabah COVID-19, Industri Pabrik di Asia Dihantam Kelangkaan Bahan Baku

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI