Suara.com - Makanan laut memang tinggi kolesterol, seperti lobster atau udang. Namun, penelitian menunjukkan bahwa kolesterol dalam makanan tidak memiliki efek negatif pada kesehatan jantung.
Meski makanan laut tinggi kolesterol, sebenarnya jenis makanan ini juga meningkatkan kolesterol baik atau kolesterol HDL dalam darah. Hal itu dibuktikan dalam penelitian yang terbit dalam Ateroslerosis pada November 2017 lalu.
Berdasarkan laporan Livestrong, kolesterol HDL berfungsi untuk membersihkan kolesterol ekstra dari arteri atau pembuluh darah dan mengembalikannya ke hati untuk dipecah dan dikeluarkan dari tubuh.
Jumlah kolesterol dalam makanan laut sangat bervariasi. Crutcea atau hewan laut sejenis udang-udangan mengandung kadar kolesterol tertinggi.
Baca Juga: 5 Makanan Laut Paling Populer beserta Manfaatnya, Mana yang Jadi Favoritmu?
Berdasarkan USDA, udang yang dimasak mengandung 59,8 miligram kolesterol, lobster yang dimasak memiliki 41,4 miligram kolesterol, dan kepiting mempunyai 29,8 miligram kolesterol.
Jumlah kolesterol pada ikan sangat bermacam-macam, tetapi umumnya lebih rendah daripada jumlah kolesterol pada udang-udangan.
Misalnya saja, ikan nila mengandung 16,2 miligram kolesterol, ikan cod sebanyak 17,3 miligram kolesterol.
Di sisi lain, makanan laut merupakan sumber protein baik, terutama kandungan asam lemak omega-3 yang tinggi, termasuk EPA dan DHA, yang dapat mengurangi risiko penyakit jantung.
USDA merekomendasikan orang dewasa untuk makan 8 ons makanan laut setiap minggu.
Baca Juga: Akibat Sampah, Banyak Makanan Laut Ditemukan Mengandung Plastik
"Makanan laut mungkin mengandung merkuri logam berat, namun, manfaat kesehatan ikan lebih besar daripada risiko konsumsi merkuri," saran USDA.