Studi Oxford: Tenaga Kesehatan Garda Terdepan Rentan PTSD, Tapi Bukan karena Pandemi

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Jum'at, 29 Oktober 2021 | 18:41 WIB
Studi Oxford: Tenaga Kesehatan Garda Terdepan Rentan PTSD, Tapi Bukan karena Pandemi
Ilustrasi tenaga kesehatan depresi. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Risiko mengalami stres pascatrauma alias PTSD bisa dialami oleh tenaga kesehatan garda terdepan. Menariknya, studi menyebut penyebabnya tidak melulu berhubungan dengan pandemi COVID-19.

Studi Universitas Oxford yang diterbitkan baru-baru menyebut 76 persen tenaga kesehatan garda terdepan mengalami PTSD yang tidak berkaitan dengan pandemi. PTSD lebih sering ditimbulkan oleh pengalaman bertugas terdahulu.

"Pada 76 persen staf yang mengalami PTSD yang tidak terkait dengan pandemi, kemungkinan karakteristik pekerjaan mereka yang penuh tekanan selama pandemi memperburuk gejala atau menghambat kesembuhan," kata psikolog klinis Jennifer Wild yang memimpin studi.

"Ada minoritas yang signifikan, 24 persen, yang mengalami PTSD akibat trauma COVID-19," katanya dikutip ANTARA.

Baca Juga: Dokter: Libur Natal dan Tahun Baru Jadi Tantangan Pengendalian Pandemi Covid-19

Ilustrasi Tenaga Kesehatan. (Shutterstock)
Ilustrasi Tenaga Kesehatan. (Shutterstock)

Hampir 40 persen dari mereka menunjukkan tanda-tanda PTSD dan depresi. Studi itu juga mencatat bahwa gangguan depresi utama kemungkinan lebih berkembang selama pandemi.

Meski PTSD dikaitkan dengan perjuangan melawan pandemi, PTSD bisa muncul di kalangan warga sipil setelah terjadi bencana alam, pelecehan atau trauma lainnya.

Petugas kesehatan barangkali enggan menyamakan pengalaman mereka dengan pasukan yang baru pulang dari peperangan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI