Sehingga pemerintah dapat memberikan solusi alternatif terkait bahan baku reagen dan majoritas bahan baku lainnya yang sifatnya masih impor.
"Pertimbangan lain yang menjadi penentu harga selain bahan baku, banyak biaya lainnya seperti APD standar Kemkes, kelengkapan yang menjamin kemanan Tenaga Kesehatan dan upah para Tenaga Kesehatan, dokter, Analis Laboratorium dan juga kebutuhan h Hal tersebut habis pakai lainnya yang menjadi salah satu pertimbangan kami dalam menurunkan tarif PCR sesuai arahan pemerintah," ujar dia.
Instruksi ini juga menuai berbagai kritik dari para ahli Epidemiolog. Bahkan, para ahli menekan pemerintah untuk mengkaji ulang dikarenakan risiko besar yang bisa dialami oleh masyarakat luas. Penurunan harga yang mendesak ini dapat mempengaruhi kualitas testing di Indonesia menjadi turun.
“Kebijakan pemerintah seperti tawar-menawar. Harusnya pemerintah mengkaji ulang kebijakan ini dan bukan diturunkan harganya. Jadi itu salah bener Pemerintah” pandang Epidemiolog FKM UI, Tri Yunis Wahyono,
“Kami melihat, pemerintah terlalu gampang menurunkan harga. Karena, jangan sampai kualitas digadaikan demi harga yang lebih rendah. Ini terlalu berisiko,” dikutip dari wawancara Tri Yunis Wahyono kepada sebuah televisi swasta beberapa hari lalu.
“Kalo kemahalan diturunin, aduh itu gampang banget kebijakan itu. Betapa gampangnya menurunkan harga, menurut saya bukan itu solusinya,” pangkas Tri.