Suara.com - Penerapan protokol kesehatan yang ketat menjadi cara mencegah lonjakan kasus COVID-19 yang diprediksi terjadi usai libur Natal dan Tahun Baru.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan, kenaikan mobilitas saat periode libur Natal dan tahun baru menjadi tantangan mempertahankan penurunan kasus yang tengah berlangsung.
“Kondisi kasus Indonesia yang saat ini sedang berada di titik terendah dan telah menurun selama 15 minggu, perlu kita pertahankan agar tidak kembali meningkat pada saat periode Natal dan tahun baru,” ujar Wiku dalam keterangan pers perkembangan COVID-19, dikutip dari ANTARA.
Dia mengatakan libur Natal dan tahun baru memang menjadi salah satu faktor meningkatnya kenaikan kasus. Pasalnya, terjadi kenaikan mobilitas masyarakat untuk berlibur dari satu tempat ke tempat lain.
Baca Juga: Petisi Tolak Tes PCR untuk Penerbangan Ditanggapi Satgas Covid-19, Apa Kata Prof. Wiku?
Berkaca pada kasus kenaikan pada akhir 2020 dan puncaknya pada Juli 2021, mobilitas yang tinggi disertai munculnya varian virus delta membuat penularan di masyarakat semakin cepat.
“Kenaikan kasus ini mencapai 13 kali lipat dari titik kasus terendah pascalonjakan pertama,” kata dia.
Saat ini, kata dia, ledakan kasus di Indonesia telah berhasil ditangani, di saat banyak negara lain menghadapi kenaikan kasus signifikan. Jumlah kasus di Indonesia terus menurun dan aktivitas sosial ekonomi kembali dibuka.
“Fakta ini menunjukkan di Indonesia dalam meningkatkan resiliensi dan ketahanan bangsa menghadapi pandemi COVID-19. Meski demikian kita perlu lebih berhati-hati dan menyusun strategi untuk mempertahankan penurunan kasus pada periode Natal dan tahun baru mendatang,” kata dia.
Menurutnya, upaya kolektif seluruh lapisan masyarakat merupakan kunci dalam mempertahankan kondisi penurunan angka penularan COVID-19 di Indonesia.
Baca Juga: Kabar Baik, Kasus Aktif Covid-19 di Sumbar Hanya 0,29 Persen
Strategi 5M (memakai masker, mencuci tangan, mengurangi mobilitas, menghindari kerumunan, dan menjaga jarak), dan 3T (testing, tracing, dan treatment) masih menjadi kunci mencegah terjadinya lonjakan kasus, termasuk deteksi dini varian virus dari luar.
“Dari sisi pemerintah sedang dilakukan upaya percepatan peningkatan capaian vaksinasi, utamanya dosis kedua,” kata dia.