Suara.com - Pemerintah Singapura mengaku kaget dengan adanya lonjakan kasus COVID-19 yang dilaporkan dalam beberapa hari terakhir.
Untuk itu, Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan akan melakukan pemeriksaan dan investigas menyeluruh, guna mengetahui penyebab lonjakan yang tidak biasa ini.
"Jumlah kasus infeksi luar biasa tinggi hari ini, sebagian besar karena banyak kasus positif COVID yang terdeteksi oleh laboratorium penguji dalam beberapa jam pada sore hari," kata kementerian kesehatan dalam sebuah pernyataan, dilansir ANTARA.
Megara kota itu melaporkan 5.324 kasus baru COVID-19 pada Rabu (27/10/2021), terbanyak sejak awal pandemi. Sebagian kalangan menganggap pelonggaran karantina dan pembukaan perbatasan internasional menjadi penyebabnya.
Baca Juga: BPJS Kesehatan dan Kemkes, Kolaborasi dan Inovasi dalam Penanganan Pandemi Covid-19
Namun anggapan itu ditepis oleh pemerintah karena lonjakan terjadi secara tiba-tiba.
"Kementerian kesehatan sedang melihat lonjakan kasus (COVID-19) yang tidak biasa ini dalam waktu yang relatif singkat, dan terus memantau dengan cermat perkembangan ini selama beberapa hari ke depan," kata kementerian tersebut.
Singapura juga mencatat 10 korban jiwa lainnya akibat penyakit itu pada Rabu, sehingga jumlah total kematian akibat COVID-19 di negara itu menjadi 349 orang.
Singapura memperpanjang beberapa pembatasan sosial pekan lalu untuk menahan penyebaran COVID-19 selama sekitar satu bulan agar dapat mengurangi tekanan pada sistem pelayanan kesehatannya.
Pihak berwenang Singapura telah menerapkan sejumlah larangan, yang antara lain membatasi kegiatan interaksi sosial dan makan di restoran untuk dua orang untuk memperlambat penularan virus corona baru.
Baca Juga: Ombudsman RI Sebut Keluhan Masyarakat Terkait Pelayanan Publik Meningkat Selama Pandemi
Sekitar 84 persen populasi Singapura telah divaksin terhadap virus Covid-19.