Suara.com - Hari Stroke Sedunia yang diperingati setiap tanggal 29 Oktober menjadi momen mengampanyekan bahaya penyakit stroke yang bisa menyerang siapa saja.
Berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesdas) yang dilakukan Kementerian Kesehatan pada tahun 2018, diketahui prevalensi stroke pada penduduk usia di atas 15 tahun adalah 10,85 persen.
Untuk itu, penting bagi masyarakat umum mengetahui fakta unik tentang penyakit stroke, termasuk gejala hingga faktor risiko stroke.
Simak rangkuman fakta unik Hari Stroke Sedunia, seperti dirangkum Suara.com dari berbagai sumber:
Baca Juga: Jangan Dianggap Sepele, Tiba-tiba Lupa Bisa Jadi Gejala Stroke Loh!
1. Tiba-tiba Lupa Bisa Jadi Gejala Stroke
Gejala stroke tidak melulu ditandai wajah kaku sebelah dan satu bagian tubuh yang tidak bisa bergerak.
Masyarakat juga perlu mewaspadai tiba-tiba lupa atau hilang ingatan, karena itu salah satu gejala stroke yang tersamarkan.
2. Usia Produktif Tetap Bisa Kena Stroke
Baca Juga: Usia Produktif, Waspada Stroke yang Berujung "Madesu"
Masyarakat usia produktif, sebaiknya mewaspadai penyakit stroke ditandai serangan secara tiba-tiba sebab berisiko pada Madesu atau masa depan suram.
Ini disampaikan Dokter Ahli saraf dalam keterangan pers terkait Hari Stroke Sedunia, Kamis (28/10/2021)
3. Keseringan Lembur Berisiko Sebabkan Stroke
Tuntutan pekerjaan terkadang membuat kita perlu bekerja lembur. Tidak jarang yang bekerja tanpa henti bahkan hingga dilakukan.
Tapi, sebaiknya mulai sekarang dikurangi. Karena jika terus dilakukan bisa meningkatkan risiko terkena stroke.
4. Jerawat Otak Bisa Menyebabkan Stroke
Bukan hanya wajah dan tubuh, ternyata otak juga bisa mengalami jerawat. Berbeda dengan jerawat biasa, jerawat otak bisa sangat berbahaya bagi pengidapnya.
Jerawat otak sendiri adalah kondisi aneurisma otak, atau pembuluh darah yang melebar dan menonjol seperti balon.
5. RIsiko Stroke Terlihat dari Tangan
Stroke adalah penyebab utama kematian di seluruh dunia, tapi tidak semua insiden mengakibatkan kematian. Kondisi ini terjadi ketika suplai darah ke bagian otak terganggu, menyebabkan pusing, lemas atau kelumpuhan pada satu sisi tubuh.
Dominasi tangan kanan atau kiri bisa membantu menentukan risiko stroke akut. Karena itu, kebiasaan seseorang dalam menggunakan tangannya bisa memberikan tanda risiko seseorang terkena stroke.