Fakta Gas Air Mata yang Kerap Digunakan Polisi Untuk Membubarkan Demonstran

Kamis, 28 Oktober 2021 | 10:34 WIB
Fakta Gas Air Mata yang Kerap Digunakan Polisi Untuk Membubarkan Demonstran
Gas air mata yang disemprotkan petugas saat berusaha memukul mundur massa aksi (Rio/suara.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aksi demonstrasi di tengah jalan akan selalu dapat pengawalan dari petugas keamanan, entah itu polisi maupun TNI. Namun, jika demonstrasi dirasa berpotensi jadi ricuh dan bisa menganggu aktivitas publik, petugas keamanan terpaksa akan membubarkan para demonstran.

Ada berbagai upaya yang biasa dilakukan aparat untuk membubarkan demonstran. Salah satunya dengan menyemprotkan gas air mata, terutama jika demonstrasi sudah terlanjur ricuh.

Siapapun yang terkena gas air mata pasti akan merasa perih di mata sehingga akan sulit melihat. Di bawah ini telah dirangkum dari Ruang Guru mengenai sejumlah fakta tentang gas air mata.

1. Terbuat dari Serbuk Kimiawi Halus
Menurut Sven-Eric Jordt, istilah gas air mata sebenarnya tidak tepat. Ahli anestesi di Universitas Duke itu menjelaskan bahwa gas air mata sebenarnya tidak berbentuk gas. Melainkan bubuk yang mengembang ke udara sebagai kabut halus.

Baca Juga: Tembak Gas Air Mata ke Kerumunan Massa, Polisi Bubarkan Balap Liar di Gunung Sahari

Melansir dari Scientific American, gas air mata memiliki senyawa kimia untuk mengaktifkan TRPA1 dan TRPV1 berbeda. Dengan kata lain, gas air mata bisa dibagi menjadi dua kelompok sesuai komponen senyawa kimia penyusunnya.

2. Gas Air Mata Membuat Mata Terasa Terbakar
Salah satu agen yang mampu mengaktifkan reseptor TRPA1 adalah 2-chlorobenzalmalonitrile atau gas CS. Agen ini adalah senyawa kimia yang mengandung klor dan bertiup ke udara sebagai partikel halus.

Zat-zat tersebut sebenarnya tersebar dengan membakar dan menempel pada kulit atau pakaian dan dapat bertahan untuk sementara waktu. Dengan kata lain, zat tersebut bereaksi secara kimia dengan biomolekul dan protein pada tubuh manusia yang dapat menyebabkan sensasi terbakar parah.

Sensasi terbakar inilah yang menimbulkan rasa perih dan membuat keluarnya air mata. Meskipun ada rasa sensasi terbakar yang cukup parah, tapi agen ini tidak mematikan.

Selain gas CS, belakangan juga ada agen lain yang digunakan untuk mengaktifkan reseptor TRPA1, yaitu gas CR (dibenzoxazepine) dan gas CN (kloroasetofenon). Keduanya pula dapat memberikan efek lebih kuat dibanding gas CS.

Baca Juga: Massa Aksi Tolak PPKM di Bandung Tertangkap Bawa Pistol dan Obat Terlarang

3. Efek Gas Air Mata Seperti Terkena Sambal di Mata
Jika sebelumnya agen pengaktif TRPA1 terasa sangat sakit jika dibayangkan, berbeda dengan agen pengaktif TRPV1. Lantaran bahan penyusunnya mudah ditemui sehari-hari. Gas air mata yang dibuat dengan mengaktifkan reseptor TRPV1 itu merupakan semprotan merica.

Meski senyawanya berupa capsaicin, gas air mata yang mengaktifkan TRPV1 dibagi menjadi dua yaitu gas OC (capsaicin alami) dan PAVA (capsaicin sintetis). Gas berbasis capsaicin ini menggunakan lebih sedikit reaksi kimia atau alergi. Senyawa utamanya berasal dari capsaicin yang terdapat pada cabai.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI