Suara.com - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) memperbarui pedoman virus corona Covid-19 bagi orang yang mengalami gangguan kekebalan.
CDC mengatakan orang dengan gangguan kekebalan mungkin membutuhkan 4 kali suntikan vaksin Covid-19 atau 2 kali suntikan booster vaksin Covid-19.
CDC menuliskan bahwa orang yang berusia 18 tahun ke atas dan sudah menerima dua suntikan awal vaksin Covid-19 mRNA serta menerima suntikan booster vaksin Covid-19, mungkin masih membutuhkan satu dosis suntikan booster lagi, baik dari vaksin Pfizer, Moderna atau Johnson & Johnson.
"Dalam situasi ini, orang dengan gangguan kekebalan sedang dan berat bisa mendapatkan 4 kali suntikan vaksin Covid-19," kata CDC dikutip dari Fox News.
Baca Juga: Pria Ini Terinfeksi Virus Corona Dua Hari Sebelum Vaksin Covid-19, Kini Sudah Meninggal
Orang dengan gangguan kekebalan sedang atau berat perlu mendapatkan suntikan booster vaksin Covid-19 setelah 28 hari mendapatkan suntikan kedua. Kemudian, mereka juga bisa mendapatkan suntikan booster vaksin Covid-19 kedua kalinya setelah 6 bulan.
Bagi orang usia 18 tahun ke atas dengan gangguan kekebalan sedang hingga berat yang sudah menerima dosis tunggal vaksin Johnson & Johnson pertama harus mendapatkan suntikan booster vaksin Covid-19 dari Pgizer, Moderna atau Johnson & Johnson setidaknya setelah 2 bulan.
Pekan lalu, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) memberikan persetujuan untuk mencampurkan dua jenis vaksin Covid-19. Maksudnya, orang-orang bisa mendapatkan suntikan booster vaksin Covid-19 dari merk yang berbeda dengan dua dosis awal.
"Suntikan booster vaksin Covid-19 ini sangat penting untuk memberikan perlindungan berkelanjutan. Karena, data yang tersedia sekarang ini menunjukkan turunnya kekebalan sejumlah orang yang sudah vaksinasi penuh," kata Dr. Janet Woodcock, komisaris FDA.
Suntikan ketiga atau suntikan booster vaksin Covid-19 sekarang ini diklasifikasikan sebagai dosis tambahan. CDC pun telah merekomendasikan dosis tambahan vaksin Covid-19 ini untuk ibu hamil dengan gangguan kekebalan sedang atau parah dan orang usia 12 tahun ke atas dengan gangguan kekebalan pula.
Baca Juga: Wamenkes: Gelombang Ketiga Virus Corona Datang atau Tidak, Tergantung Masyarakat
Orang dengan kondisi immunocompromising atau orang yang menjalani terapi imunosupresif termasuk kelompok yang rentan terinfeksi parah virus corona Covid-19. Menurut CDC, penurunan efektivitas vaksin telah diamati pada peserta immunocompromised dibandingkan dengan peserta yang tidak immunocompromised dalam sejumlah penelitian.